KAB. SERANG – Jenazah Siti Amelia, korban pembunuhan sadis yang sempat menghebohkan warga Kabupaten Serang, dimakamkan, pada Senin (21/4/2025) sore.
Sepupu korban, Rukiyah (22) menuturkan, proses pemakaman berjalan cepat tanpa dibawa ke rumah duka setibanya jenazah di kampung halaman.
“Jam 5 sore (jenazah datang), pake ambulance, langsung ke musala, langsung disalatkan. Nggak ke rumah,” ungkap Kiyah saat diwawancarai BantenNews.co.id, Selasa (22/4/2025).
Dikatakannya, korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) tak jauh dari rumah korban yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
“Pemakaman dekat dari rumah, jalan kaki juga bisa, ga nyampe satu menit,” katanya.
Rukyah mengenang almarhumah sebagai sosok yang baik dan ceria. Ia juga menyebutkan, kedatangan jasad korban di rumah duka sontak mengundang isak tangis keluarga dan kerabat yang tak kuasa menahan kesedihan.
“Dia (almarhum) orang baik, waktu jenazah datang semua teman dan keluarga banyak yang pingsan,” tuturnya.

Namun, Rukiyah mengungkapkan, jenazah Siti Amelia yang dimakamkan dalam kondisi tidak utuh menambah kesedihan mendalam pada keluarga dan kerabat Siti.
“Dimakamkan ada tangan sebelah belum ketemu, sebelah kanan,” ucapnya lirih.
Meski berat, kata dia, pihak keluarga akhirnya mengikhlaskan proses pemakaman tersebut.
“Ya terima nggak terima (dimakamkan tidak utuh-red). Kalau nggak dimakamkan kita kasian, biar cepat (dimakamkan), mau dicari juga (potongan tubuh korban) ga ketemu-ketemu,” jelasnya.
Ia berharap bagian tubuh korban yang hilang bisa segera ditemukan. “Kayanya masih dalam pencarian, tapi kurang tau juga, pengennya sih ketemu, biar tenang almarhumnya,” tambahnya.
Rukiyah juga bercerita tentang keseharian Siti Amelia semasa hidup yang dinilai rajin dan tak mengenal keluh. Siti, kenangnya, kerap membantu kedua orangtua mencari nafkah, terlebih pada ibunya.
“Orangnya super, ceria gitu pokoknya baik, cerewet, kesehariannya di rumah paling ke sawah, jemput mamahnya dari sawah,” katanya.
Selain itu, almarhumah juga rajin membantu sang nenek yang berjualan telur asin.
“Bantuin neneknya juga, bersihin telor. Kan neneknya jualan telor asin, jadi dia sering bantuin nenek di rumah,” terangnya.
Menanggapi isu kehamilan yang mengakibatkan pembunuhan tragis itu, Rukiyah membantah kabar miring tersebut.
“Udah dari dulu udah lama (tidak pacaran), udah lama banget,” paparnya.
Ia juga menegaskan, tudingan pelaku soal kehamilan korban adalah bohong.
“Ya emang jelas nggak (hamil), orang sudah lama (korban) tidak bertemu (pelaku), sudah lama ga ketemu gimana mau hamil,” ujarnya.
Rukiiyah mengecam keras sikap pelaku yang sempat berpura-pura peduli saat korban belum ditemukan.
“Pembohong banget, (pelaku) itu penipu banget, saya tahu dia itu gimana. Jelas waktu bulan puasa kemarin (korban) masih menstruasi kok, lebaran juga masih menstruasi,” tegasnya.
Ia menilai, pelaku telah mempermainkan keluarga korban. Termasuk dalam melakukan pencarian korban.
“Dia bantu cari (korban) dia udah bohongin kita sekeluarga, pura-pura baik, pura-pura nyariin, pura-pura kehilangan, pura-pura peduli, pura-pura sopan banget, ga nyangka kalo dia sebenernya pelakunya,” jelasnya.
Rukiyah dan keluarga berharap pelaku segera dijatuhi hukuman setimpal. Bahkan, keluarga tak segan menuntut hukuman mati pada pelaku yang membunuh dan memutilasi korban.
“Hukuman seperti yang dia lakukan, dan secepatnya (pelaku) dihukum mati aja, biar kita keluarga tenang karena sadis banget, kita kalo inget (kejadian) masih nangis,” tandasnya.
Penulis : Rasyid
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd