SERANG – Selain menyimpan ragam budaya dan tradisi, Banten juga memiliki segudang kuliner yang menarik untuk digali lebih dalam. Untuk mengenalkan kembali ragam dan cita rasa kuliner khas Banten, Food Vloger Firza Riview bersama Sultan Center menggelar Konferensi Meja Makan, Sabtu (28/10/2023) di lapangan Sultan Center, Kota Serang.
Dalam acara tersebut, hadir sebagai narasumber yakni Pemerhati Kuliner Banten Eneng Nurcahyati, Direktur Bantenologi Rohman, dan Food Vloger Mujahidah Ardillah. Dalam diskusi tersebut, acara yang dihadiri Konten Kreator dan komunitas di Banten tersebut juga langsung mencicipi beberapa hidangan khas Banten seperti rabeg, sate bandeng, angeun lada, bontot, dan sebagainya.
Pemerhati Kuliner Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, kuliner dan pariwisata seperti memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dimana biasanya wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata di Banten, akan selalu memburu kuliner khasnya.
“Di Banten kulinernya beragam. Setiap daerah kabupaten/kota memilik kuliner khasnya masing-masing. Yang perlu didorong adalah bagaimana agar wisatawan yang datang bisa dengan mudah mencari kuliner khas di setiap daerah yang dikunjungi,” kata Eneng yang pernah menjadi Kepala Dinas Pariwisata di Provinsi Banten ini.
Menurut Eneng, setiap daerah atau masyarakat sudah giat mempromosikan kuliner khasnya, namun tetap perlu dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintahan hingga konten kreator atau food Vloger agar bisa terus memperkenalkan kuliner sebagai bagian dari budaya dan suatu saat bisa menjadi warisan tak benda.
Sementara itu, Direktur Bantenologi Rohman menggali sisi historis dari setiap kuliner yang ada di Banten. Sebut saja rabeg, makanan yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ini sarat akan nilai-nilai historis. Seperti diketahui, Rabeg terinspirasi dari hidangan khas wilayah Timur Tengah bernama Rabiq.
“Masakan seperti Rabeg dan sate Bandeng sudah menjadi bagian dari budaya Banten. Kedua kuliner ini terbilang cukup tua,” kata Rohman.
Sementara itu, Food Vloger Mujahidah Ardillah bercerita soal pengalamannya ketika membuat konten riview kuliner khas Banten. Menurutnya, selain beragam, cita rasa menjadi keunikan tersendiri. Pasalnya, dari jenis menu yang sama, setiap restoran atau rumah makan di Banten yang menyajikan menu khas Banten ternyata memiliki penyajian dan rasa yang berbeda-beda.
“Kuliner kita bisa naik kelas, seperti bontot yang mungkin bisa masuk di cafe-cafe dengan presentasi yang lebih menarik. Ini cara agar anak muda kenal dengan kuliner khas Banten,” kata Ida, sapaan akrabnya.
Sekadar informasi, konferensi meja makan merupakan puncak rangkaian Octofest 2023 yang telah berlangsung sejak 26 Oktober lalu dengan berbagai acara seperti meet up content creator, pameran kuliner Banten, pementasan peguron, dan talkshow kreatif. (Red)