SERANG – Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei evaluasi publik atas kinerja 100 hari Gubernur dan Wakil Gubernur di enam wilayah se Pulau Jawa. Keenam wilayah itu meliputi Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogjakarta, dan Jawa Timur.
Salah satu barometer survei mengenai persepsi publik terhadap kondisi ekonomi yang dirasakan masyarakat. Hasilnya warga Banten menilai kondisi ekonomi di Banten sedang tidak baik-baik saja alias buruk.
Dari hasil survei yang berlangsung pada 12-19 Mei 2025 itu menempatkan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten di posisi paling buncit diantara lima kepala daerah yang lain. Hal itu berbeda dengan tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur di daerah lainnya.
Survei ini melibatkan 500 responden untuk Jakarta dengar margin of error 4,5 persen. Sedangkan untuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur masing-masing 600 responden dengan margin of error 4,1 persen. Provinsi Banten dan Daerah stimewa Yogya karta melibatkan 400 responden dengan margin of error 4,9 persen.
Dalam pemaparannya Direktur Eksekutif Indikator Politik Idonesia, Burhanudin Muhtadi meneyebutkan banyak warga Banten mengatakan kondisi ekonomi di 100 hari pemerintahan Andra Soni dan Achmad Dimyati Natakusumah masih buruk.
“Meskipun mayoritas banyak yang mengatakan kondisi ekonomi sedang, tetapi kalau kita isolasi yang mengatakan baik dikurangi yang mengatakan buruk, lebih banyak yang mengatakan kondisi ekonomi sekarang (sedang) buruk,” ujar Burhanudin dalam pemaparannya.
Dari hasil survei warga Banten yang menyatakan kondisi ekonomi di Banten baik 22 persen dan sangat baik sebanyak 4 persen total 26 persen. Sedangkan warga Banten yang menyatakan kondisi ekonomi di Banten buruk 30 persen dan sangat buruk 3 persen total 33 persen. Tidak menjawaab atau tidak tahu sebanyak 2 persen.
Kondisi yang hampri sama juga terlihat di Daerah Khusus Jakarta. Masyarakat Jakarta yang menyatakan kondisi ekonomi sangat baik 2 persen dan kondisi ekonomi baik sebanyak 24 persen total 26 persen. Sedangkan warga yang menyatakan kondisi ekonomi di Jakarta buruk 25 persen dan sangat buruk 3 persen total 28 persen. Mereka yang menjawab tidak tahu 0 persen.
Hasil survei untuk daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Y dan Jawa Timur surplus dan cenderung menyatakan ekonomi di daerah tersebut dalam kondii baik.
Dalam kondisi pelaksanaan pemerintahan, hamper di semua daerah menunjukkan hasil positif. Tren peningkatan tertinggi terlihat pada pemerintah Jawa Barat dibanding dengan daerah lain.
Responden yang menyatakan sangat puas dan cukp puas dengan kepemimpinan Andra Soni hanya 51 persen. Sedangkan tingkat kepuasan publik terhadap lima daerah lainnya jauh berapa di atas itu.
Di Jawa Barat tingkat kepuasan publik terhadap Dedi Mulyadi mencapai 94,7 persen. Sedangkan tingkat kepuasan publik warga Jakarta terhadap Pramono Anung mencapai 60 persen.
Di Jawa Tengah publik menyatakan puas terhadap Ahmad Luthfi mencapai 62 persen. Kepuasan publik di D.I.Y terhadap Sri Sultan Hamengku Bowono X sebanyak 84 persen. Sedangkan di Jawa Timur tingkat kepuasan publik untuk Khofifah Indar Parawansa sebanyak 76 persen.
“Ada variasi di situ, tetapi yang paling tinggi kepuasan terhadap Dedi Mulyadi sebagai gubernur Jawa Barat,” ujar Burhanudin. Dalam penilaiannya, tingkat kepuasan publik terhadap Dedi Mulyadi mirip dengan hasil survei terhadap Jokowi di NTT pada saat menjabat Presiden RI.
Ia menambahkan, penilaian terhadap tingkat kepuasan publik terhadap pemimin di Indonesia tidak semata-mata faktor teknokratik seperti kinerja. Tapi banyak juga persepsi terhadap tingkat kepuasan dari faktor emosi atau afeksi. “Jangan buru-buru memberikan kesimpulan bahwa factor kinerjalah yang menyumbangkan (kepuasan publik). Data menunjukkan ada banyak faktor penunjang,” ujarnya.
Selanjutnya tingkat kepuasan publik terhadap Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati Natakusumah juga paling buncit diantara waki gubernur dari daerah lain. Tingkat kepuasan publik terhadap Dimyati Natakusumah mencapai 43 persen.
Sedangkan tingkat kepuasan publik terhadap wakil gubernur di Jakarta 61 persen, di Jawa Barat 61 persen, di Jawa Tengah 62 persen, di D.I.Y sebanyak 76 persen dan di Jawa Timur sebanyak 72 persen.
Penulis: Tb Ibnu Rushd
Redaktur: Usman