SERANG – Komunitas Peduli Sungai Banten (KPSB) kembali melakukan aksi pengarungan Sungai Cibanten, Minggu (20/7/2025), sebagai bagian dari evaluasi terhadap titik-titik tumpukan sampah dan lokasi darurat (emergency location) di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibanten.
Aksi ini bertujuan mendukung upaya pemeliharaan sungai secara rutin dan kesiapsiagaan operasi SAR, sekaligus menegaskan pentingnya pelestarian sungai bagi masyarakat Kota Serang.
Kegiatan pengarungan dimulai dari Jembatan Benggala, Kota Serang dan berakhir di Jembatan Kenari, Kasemen. Sebanyak 14 personel diterjunkan menggunakan tiga perahu karet untuk menyusuri sungai yang melintasi sejumlah kawasan padat penduduk di Kota Serang.
Ketua Pokja Relawan Banten, Lulu Jamaludin, menyampaikan bahwa tim berhasil memetakan sebanyak 49 titik tumpukan sampah selama pengarungan. Temuan ini mencakup sampah rumah tangga, plastik, hingga material bangunan yang terbengkalai di badan sungai.
“Terlihat jelas sepanjang aliran sungai adanya penumpukan sampah rumah tangga, plastik, hingga bangkai bangunan. Ini mencerminkan buruknya sistem pengelolaan sampah di hulu hingga hilir,” ujar Lulu.
Lulu menyebutkan, KPSB akan merekomendasikan kepada Pemerintah Kota Serang perlunya melakukan edukasi publik secara berkala dan menyediakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di sekitar permukiman yang dekat dengan aliran sungai.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya pembangunan fasilitas pengolahan sampah berbasis komunitas seperti TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing kelurahan di sepanjang DAS Kali Cibanten.
“Kami melihat banyak bantaran kali yang sudah dibangun perumahan dan permukiman liar. Hal ini mempersempit sempadan sungai dan berisiko tinggi saat banjir datang. Kami mendorong adanya audit tata ruang menyeluruh serta penguatan regulasi soal zona sempadan sungai,” tegas Lulu.
Menurutnya, keberadaan bangunan-bangunan tersebut tidak hanya memperburuk kualitas lingkungan sungai, tetapi juga menjadi hambatan dalam operasi tanggap darurat apabila terjadi bencana alam. Penataan ulang kawasan bantaran sungai dinilai menjadi salah satu langkah penting dalam mitigasi jangka panjang.
Aksi pengarungan ini merupakan bagian dari agenda rutin komunitas dalam memantau kondisi sungai dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup. KPSB juga mengajak lebih banyak pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk bergotong royong menjaga Sungai Cibanten tetap bersih, aman, dan berfungsi optimal.
“Ini langkah awal menuju sungai yang bersih dan lestari. Tapi harus dilanjutkan dengan kolaborasi yang nyata,” tutup Lulu.
Tim Redaksi