SERANG – Koordinator Presidium Koalisi Masyarakat Sipil Banten (KMSB), Uday Suhada menilai politik uang mirip dengan racun sianida. Dirinya menilai, money politic merupakam racun bagi demokrasi di Indonesia.
“Jadi yang namanya money politik, UU.(Undang-undang, red) melarang, fatwa mengatakan haram. Karena bukan rakyat saja yang disogok. Oknum penyelenggara juga, ini semacam tradisi yang berulang-ulang,” tegas Uday saat menjadi narasumber pada diskusi di Sekretariat Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten, Plaza Aspirasi, KP3B, Curug, Kota Serang, Kamis (4/1/2024).
Uday meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya yang ada di Provinsi Banten yang mempunyai hak pilih pada Pemilu 2024 mendatang untuk menolak segala bentuk politik uang.
“Untuk menjadi pemilih (yang baik) itu tidak harus (menerima) money politik, serangan fajar. Seseorang akan dipilih apabila dikenal. Itu tidak cukup, harus suka,” katanya.
Uday mengungkapkan, berdasarkan hasil survey SMRC terakhir, sebanyak 44 persen rakyat Indonesia yang tidak toleran terhadap money politik.
“Yang 56 persen memang toleran, tapi belum tentu memilih pemberi uang,” ungkapnya.
Menurut Uday, hingga kini dirinya belum menemukan benang merah jika politik uang dapat memenangkan calon anggota legislatif.
“Yang harus dihitung calon, apakah serangan fajar itu efektif? Saya belum menemukan, nggak linear dan nggak nyambung. Tidak signifikan mengeluarkan amplop itu. Tidak ada yang menjamin uang itu sampai ke sasaran,” ujarnya.
Di sisi lain, Uday menilai, perlu adanya upaya penyadaran terhadap masyarakat baik dari penyelenggara Pemilu dan seluruh pemangku kebijakan terkait bahaya politik uang.
“Money politik harus kita sadarkan bahwa ini berbahaya dan menjadikan demokrasi kita mundur. Memang politik itu butuh uang, tapi uang dijadikan kos politik bukan money politik,” tandasnya. (Mir/Red)