TANGERANG – Bermula dari niat menghilangkan kebiasaan meminum kopi, Owner Coklatin, Iren Surosoputra menjalani usahanya sejak Mei 2016. Awalnya dalam sehari Iren bisa menghabiskan empat hingga lima gelas kopi, hingga akhirnya berpikir mengganti kopi dengan minuman lain.
“Kalau beralih ke teh atau susu saya merasa kurang cocok, akhirnya saya meminum coklat,” katanya, Selasa (7/7/2020).
Iren mencoba membeli coklat impor lalu menambahkan gula dan creamer, rasanya enak namun over budget. “Saya mencoba coklat murni dari Jember dan Makassar, diracik rasanya lebih enak. Dari situ tetangga banyak yang pesan, Mei 2016 saya berhenti kerja dan mematenkan coklatin awal 2017 lalu,” ungkapnya.
Usaha yang ia jalani tak langsung berjalan mulus. Bahkan dia pernah merasakan beberapa hambatan dalam memasarkan produknya. Kata dia, banyak yang beranggapan produknya terlalu mahal dan anggapan perempuan kalau coklat membuat gendut juga menjadi kendala.
“Cukup susah mengedukasi konsumen kalau coklat itu tidak membuat gendut, yang membuat gendut campuran pemanis dalam coklat,” tuturnya.
Berbagai event lokal, provinsi dan nasional seperti Tangerang Expo, Banten Expo, Trade Expo Indonesia, Indocraft, Jatim Expo, chocoteberfest, INDHEX Halal Expo pada 2017 dan 2018 selalu ia ikuti.
“Kami bahkan ikut membuka stand di ASEAN Games 2018 lalu, akhir 2018 kami bahkan ke Dubay dan Prancis,” tuturnya.
Kisah sukses Iren kini bahkan dibukukan dalam 20 UMKM Nasional Kementerian Perdagangan.
Saat ini Iren sudah mempunyai 20 agen yang tersebar di Jabodetabek, Semarang, Malang, Surabaya, Solo, Medan, Lumajang, dan Jogja.
“Kalau agen mulai resmi tahun lalu, sekarang omzet dari Coklatin sekira Rp50-80 juta perbulan,” pungkasnya.
(Tra/Wan/Red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
