Beranda Bisnis Kinerja Semua Emiten Pakan Ternak Anjlok

Kinerja Semua Emiten Pakan Ternak Anjlok

Ilustrasi - foto istimewa Katadata

SERANG – Terhitung sejak Januari 2015 hingga September 2020, performa Indeks Industri Dasar dan Kimia Bursa Efek Indonesia (BEI) terbilang cukup baik dan sanggup mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, bagaimana dengan kinerja saham-saham emiten pakan ternak?

Riset Lifepal.co.id yang diterima, Sabtu (26/9/2020) menunjukkan, dari empat emiten produsen pakan ternak yang melantai di BEI, hanya satu emiten yang memiliki performa baik selama lima tahun terakhir. Kinerja saham emiten tersebut sukses mengalahkan pasar maupun IHSG.

Sementara itu, satu emiten dari industri yang sama juga mampu mengalahkan IHSG namun tidak bisa mengalahkan Indeks Industri Dasar dan Kimia BEI.

Kinerja 5 tahun CPIN mengalahkan seluruh emiten pakan ternak. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menjadi satu-satunya emiten pakan ternak yang kinerjanya mampu mengalahkan pasar, selama lima tahun dari 1 Januari 2015 ke 1 September 2020. Dalam rentang waktu tersebut, performa saham CPIN naik 51,7%.

Bicara soal laba, CPIN membukukan penurunan laba bersih sebesar 4,27% dari periode sebelumnya yaitu Rp 1,7 triliun di Semester I 2019 jadi Rp 1,6 triliun di Semester I 2020.

Meski demikian, aset CPIN justru terlihat naik 9,03% dari Rp 29,3 triliun pada 31 Desember 2019 menjadi Rp32 triliun di akhir Semester I 2020.

Saham JPFA tak lagi perkasa

Sejak April 2016 hingga November 2019, performa saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) selalu mengalahkan pasar dan kompetitor lainnya yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), maupun PT Sierad Produce Tbk (SIPD).

Pengamatan Lifepal, memasuki Desember 2019 kinerja JPFA justru makin loyo hingga pada Maret 2020 saat Covid-19 merebak di Indonesia, kinerja JPFA tidak bisa mengungguli Indeks Industri Dasar dan Kimia BEI serta CPIN.

Meski demikian, performa JPFA saat ini masih bisa mengalahkan IHSG, dan dalam periode 1 Januari 2015 hingga 1 September 2020, kinerja saham JPFA naik 25,3%.

Laba bersih JPFA yang baru saja mengakuisisi merek So Good ini anjlok 81,3% dari Semester I 2019 yaitu Rp 829 miliar jadi Rp 155,1 miliar di semester I 2020.

Bersamaan dengan itu, aset JPFA justru naik 10,3% dari 31 Desember 2019 yaitu Rp 25,1 triliun jadi Rp 27,7 triliun.

MAIN, jadi saham pakan ayam dengan kinerja terburuk

Dalam rentang waktu 1 Januari 2015 ke 1 September 2020, kinerja MAIN tercatat -74%, hal ini membuat MAIN menjadi saham terburuk di sub sektor pakan ternak. MAIN juga tidak bisa mengalahkan IHSG maupun Indeks Industri Dasar dan Kimia BEI.

Patut diketahui pula di periode yang sama pada tahun 2019, perusahaan ini berhasil mencatatkan laba bersih Rp 145 miliar, namun di Semester I 2020 MAIN justru mencatatkan rugi bersih Rp 44,2 miliar.

Grafik Lifepal menunjukkan, sama halnya dengan MAIN, SIPD pun juga tidak bisa mengalahkan pasar. Performa SIPD dari Januari 2015 hingga 1 September tercatat -51,9%. Laba bersih SIPD juga merosot 66,4% dari Semester I 2019 ke Semester I 2020.

Seperti itulah performa dari saham emiten sub sektor pakan ternak. Bisa dikatakan bahwa di semester I 2020, seluruh emiten mengalami penurunan laba dan bahkan salah satu dari mereka mengalami kerugian.

Sebagai saham perusahaan pakan ternak dengan performa terbaik, penurunan laba CPIN merupakan yang terkecil di antara yang lain.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini