PANDEGLANG – Keluarga korban kasus revenge porn yang sedang ramai di Media Sosial (Medsos) Twitter kecewa lantaran sidang yang awalnya digelar secara langsung malah digelar secara virtual dan tidak menghadirkan terdakwa, Selasa (27/6/2023). Revenge porn adalah penyebaran konten pornografi tanpa persetujuan orang yang ada di dalam foto atau video tersebut sebagai wujud kecemburuan, balas dendam, maupun rasa tidak terima.
Keluarga korban, Iman Zanatul Haeri mengaku bahwa keluarga sangat kecewa dengan persidangan di Pengadilan Negeri Pandeglang hari ini. Pasalnya, sidang yang harusnya digelar secara langsung malah jadi sidang online dan tidak memberikan informasi sama sekali pada keluarga korban.
“Jadwal sidang yang awalnya digelar pukul 09.00 wib sampai sekarang pukul 12.00 wib masih belum dimulai dan informasi dari petugas di pengadilan ternyata sidangnya dilakukan secara online, jadi terdakwa ini tidak dihadirkan. Kami sangat kecewa ya,” kata Iman saat ditemui di Pengadilan Negeri Pandeglang.
Menurutnya, pengadilan dan kejaksaan seharunya melindungi korban bukan seolah melindungi terdakwa. Bahkan ia menuding seolah ada campur tangan penguasa yang berusaha melindungi terdakwa.
“Harusnya yang dijaga privasinya adalah korban tetapi malah terdakwa. Jadi kami sangat kecewa berat,” tegasnya.
Dengan kondisi seperti ini, dirinya menilai bahwa Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Pandeglang harus melakukan evaluasi kinerja mereka lantaran dinilai tidak adil.
“Kami tidak mendapatkan keterangan mengenai alasannya, ini gelap gulita tidak transparan dan sangat tidak profesional saya kira. Ini akan menjadi catatan buruk bagi Pengadilan Negeri Pandeglang dan Kejaksaan saya kira karena sampai hari ini kami tidak mendapatkan informasi kalau hari ini sidangnya online,” tutupnya. (Med/Red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
