PANDEGLANG – Demi mendapatkan kursi paling depan untuk anaknya, emak-emak di Kabupaten Pandeglang rela datang subuh ke sekolah hanya untuk berebut kursi dan meja dengan emak-emak lainnya. Kebiasaan tersebut ternyata pasti terjadi ketika masuk tahun ajaran baru.
Di SDN Sukaratu 2 yang berada di Kampung Maja Pasir Kacapi, Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten emak-emak rela datang pukul 04.00 WIB hanya untuk mendapatkan kursi paling depan demi anaknya.
Bahkan emak-emak ini sengaja membawa karton, spidol dan perekat untuk memberikan nama di atas meja yang nantinya akan digunakan oleh para murid. Hal itu dilakukan sebagai tanda bahwa kursi dan meja tersebut sudah dipilih oleh orangtua murid untuk anaknya, dan supaya orangtua lain tidak mengambilnya.
Orangua murid, Muthohartul Wahidah mengatakan, dirinya baru pertama kali memiliki anak yang masuk ke sekolah dasar dan baru mengetahui jika ada kebiasaan memilih kursi untuk anaknya.
Awalnya ia kaget mengetahui informasi tersebut dari orangtua murid lainnya, namun setelah mendapatkan kabar tersebut dirinya pun rela datang sekitar pukul 04.30 WIB ke sekolah demi memilih bangku dan kursi yang paling depan.
“Saya baru pertama kali jadi tidak tahu ada kebiasaan ini, saya dikasih tahu oleh tetangga makanya saya datang pukul 04.30 WIB. Saya pikir yang duluan datang tapi ternyata ada yang sudah datang dari pukul 04.00 WIB dan mereka sudah memberikan nama di atas meja sebagai tanda meja dan bangku itu sudah dipilih,” kata Mut, Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, hal itu sama sekali tidak memberatkan demi anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik di sekolah. Bahkan dirinya mengaku akan datang lebih awal jika ia mengetahui kebiasaan itu sebelumnya.
“Kalau tahu dari awal saya juga pasti datang pukul 04.00 WIB biar dapat bangku paling depan. Enggak keberatan sih kalau demi anak saya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala SDN Sukaratu 2, Rupyadi membenarkan jika kebiasaan rebutan kursi di sekolah yang ia pimpin sudah terjadi sejak lama. Ia menganggap bahwa kebiasaan tersebut sebagai antusiasme dari orangtua murid demi mendapatkan pendidikan yang terbaik untuk anaknya.
“Sebenarnya bukan pagi ini saja, sejak masuk tahun ajaran baru pada Sabtu (9/7/2025) kemarin murid sudah pilih-pilih bangku bahkan sudah menempelkan nama, itu menandakan bahwa anak-anak termasuk orangtua antusias menitipkan anaknya di sekolah kami ini. Ini menandakan bahwa orangtuanya peduli dengan pendidikan,” jelas Rupyadi.
Ia menilai, kebiasaan orangtua murid memilih bangku paling depan agar anaknya dapat cepat memahami materi yang disampaikan oleh guru ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. “Mungkin orangtua ini ingin anaknya paling depan agar materi pembelajaran cepat keterima, kalau di belakang bisa saja ketika belajar kurang mendengar apa yang disampaikan oleh guru. Saya merespon kebiasaan ini sebagai hal yang positif,” terangnya.
Namun dirinya menegaskan kedepannya wali kelas akan memberlakukan kebijakan tukar posisi duduk agar para murid mendapatkan porsi pembelajaran yang sama, sehingga tidak ada murid yang merasa dirugikan.
“Sebenarnya ketika pembelajaran sudah berjalan selama 1 bulan posisi duduk para murid akan di rolling agar mendapatkan porsi yang sama ketika melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar,” terangnya.
Ia membeberkan, untuk tahun ajaran baru 2025 jumlah siswa di SDN Sukaratu 2 sebanyak 64 siswa yang dibagi ke dalam 2 ruang kelas. Namun sebelum dilakukan pembelajaran, pihaknya terlebih dahulu melakukan masa pengenalan lingkungan sekolah terutama kepada murid-murid baru di kelas 1.
“MPLS itu mulai dari tanggal 15-19 Juli 2025 ke depan, diisi dengan pengenalan para murid, dewan guru, lingkungan sekolah termasuk kebiasaan-yang ada di sekolah seperti upacara bendera, olahraga, sarapan pagi bersama dan terakhir Jumat taqwa,” tutupnya.
Penulis : Memed
Editor : TB Ahmad Fauzi