DALAM dunia yang semakin bising dengan informasi cepat dan dangkal, membaca buku tetap menjadi oase yang menenangkan sekaligus memperkaya. Buku bukan sekadar kumpulan kata di atas kertas, melainkan pintu gerbang menuju pemahaman, kebijaksanaan, dan kebebasan.
Banyak tokoh yang memberikan pernyataan tentang pentingnya membaca buku
Seperti kata Marcus Tullius Cicero, “Sebuah ruangan tanpa buku bagaikan tubuh tanpa jiwa.” Buku memberi kehidupan pada pikiran, memperluas imajinasi, dan menyulut rasa ingin tahu. Ia menghadirkan semesta dalam halaman-halamannya, bahkan ketika dunia nyata terasa sempit dan membosankan.
Mohammad Hatta, proklamator bangsa, bahkan pernah berkata, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” Begitu besar kekuatan buku hingga ia bisa membebaskan pikiran dari belenggu apa pun—bahkan dari tembok penjara sekalipun.
Membaca juga berarti membuka jendela menuju dunia. Pepatah lama mengatakan, “Buku adalah jendela dunia.” Setiap lembaran buku mengandung petualangan baru, ilmu baru, bahkan pemikiran dari para tokoh besar dunia. Rene Descartes menggambarkan ini dengan indah, “Buku memungkinkan kita untuk berbicara dengan orang-orang hebat dari masa lalu.”
Sayangnya, tidak semua orang menyadari betapa berharganya aktivitas membaca. Padahal, seperti yang dikatakan Mark Twain, “Seseorang yang tidak membaca tidak lebih baik dari seseorang yang tidak bisa membaca.” Kemampuan membaca adalah anugerah, namun manfaatnya hanya terasa bila kita menggunakannya.
Nelson Mandela percaya bahwa, “Buku adalah alat paling ampuh untuk mengubah dunia.” Dan memang benar, banyak gerakan besar di dunia ini dimulai dari ide-ide yang lahir dalam buku. Maka, membaca bukan hanya soal mencari hiburan, tapi juga soal membangun masa depan.
Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa membaca bukan beban, tapi hadiah. Setiap buku yang kita baca adalah seperti kapal, seperti yang digambarkan Emily Dickinson, “yang membawa kita ke dunia yang belum pernah kita kunjungi.” Di sana, kita bertemu ide-ide baru, sudut pandang yang berbeda, dan mungkin—versi terbaik dari diri kita sendiri.
Tim Redaksi
