LEBAK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mencatat ada sebanyak 4.603 kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) yang terjadi sejak bulan Januari hingga Oktober 2025. 74 orang di antaranya bahkan meninggal dunia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Lebak, Endang Komarudin mengatakan kasus penyakit TBC pada tahun 2025 ini lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai sekitar 5.868 kasus.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
“Dari tahun 2024 hingga 2025 memang ada penurunan kasus, mudah-mudahan di tahun ini jumlahnya bisa menurun,” kata Endang saat dihubungi, Senin (6/10/2025).
Ia mengungkapkan, untuk kasus TBC yang terbanyak ada di wilayah Lebak Selatan, yakni ada di Kecamatan Cibeber. Penurunan kasus ini lebih menekankan pada upaya eliminasi TBC pada tahun 2030 sesuai target nasional.
“Yang terpenting bukan sekadar turun atau naiknya angka kasus, tetapi bagaimana upaya kita untuk mengeliminasi TBC sepenuhnya pada 2030,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penyebab utama penyakit TBC adalah penularan langsung dari penderita aktif, serta lingkungan rumah yang sirkulasi udara yang buruk.
“Di sini perlu menekankan pentingnya ventilasi dan paparan sinar matahari di rumah agar bakteri penyebab TBC tidak bisa berkembang,” imbuhnya.
Ia menambahkan, jika pihaknya telah melakukan estimasi TBC dengan menggandeng seluruh Kepala Desa serta aparatur wilayah.
“Kita memfokuskan agar pasien penderita TBC tidak berhenti untuk minum obat, karena hal tersebut dapat menyebabkan kambuhnya penyakit dan resistansi obat. Bagi masyarakat yang merasa sakit secepatnya langsung dibawa ke puskesmas terdekat,” ucapnya.
Penulis : Sandi Sudrajat
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd