KAB. TANGERANG – Kabupaten Tangerang mencatat penurunan jumlah kasus kusta pada tahun 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, jumlah kasus yang sebelumnya berkisar 260–300 pada tahun lalu, kini menurun menjadi 143 kasus baru. Seluruh pasien saat ini sedang menjalani pengobatan.
Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, mengatakan bahwa 143 kasus tersebut tersebar di 29 kecamatan, 246 desa, dan 28 kelurahan. Meskipun sebaran kasus merata, ada beberapa wilayah yang mencatat angka lebih tinggi, terutama Kecamatan Rajeg, Kosambi, Tegal Angus, dan Sepatan Timur, di mana kasus bisa mencapai hingga 40 pasien.
“Kami siap menjalankan program pencegahan dan penanggulangan sesuai arahan pemerintah pusat, serta menjadikan Kabupaten Tangerang sebagai daerah percontohan eliminasi kusta,” ujar Maesyal, Kamis (14/8/2025) di Gedung Serba Guna Desa Kadu, Curug.
Kabupaten Tangerang menjadi salah satu dari enam daerah percontohan nasional untuk program eliminasi kusta. Penunjukan ini diberikan karena pemerintah pusat menilai penanganan penyakit kusta di wilayah ini sudah berjalan baik.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, hadir langsung di Kabupaten Tangerang dalam rangka Program Penanggulangan Kusta dan memberi dukungan terhadap langkah-langkah yang sudah dilakukan pemda.
Bupati yang akrab disapa Rudy Maesyal memaparkan sejumlah langkah strategis yang akan dijalankan, di antaranya pmberian obat atau vaksin pencegahan kepada keluarga penderita dalam radius tertentu. Pengelompokan wilayah prioritas di 10 kecamatan wilayah Pantura yang memiliki angka kasus lebih tinggi dan Pencegahan secara luas melalui edukasi dan pemeriksaan massal bagi masyarakat Kabupaten Tangerang.
“Kami sudah merumuskan berbagai langkah strategis dan siap bersinergi dengan pemerintah pusat demi Indonesia bebas kusta pada 2030,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, menambahkan bahwa penurunan jumlah kasus ini merupakan hasil dari deteksi dini, pengobatan tepat, serta kampanye kesehatan yang masif di tingkat desa dan kelurahan.
Hendra juga menegaskan bahwa kusta tidak menular melalui keturunan, genetik, atau warna kulit, melainkan murni akibat infeksi bakteri Mycobacterium leprae.
“Penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium leprae, bukan faktor keturunan atau genetik,” jelas Hendra.
Penulis: Mg-Saepulloh
Editor: Usman Temposo