Beranda Opini Jurus Memetik Pelajaran dari Ditemukannya Sekuens Genom COVID-19

Jurus Memetik Pelajaran dari Ditemukannya Sekuens Genom COVID-19

Dwi Rizki Mutiarasani.

Oleh Dwi Rizki Mutiarasani, Mahasiswi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sejak dimulainya wabah COVID-19 dan identifikasi virus pandemi maka laboratorium di seluruh dunia berusaha menghasilkan data urutan genom virus dengan cepat. Kabar baiknya, Lembaga Eijkman Indonesia telah berhasil mengurutkan seluruh genom virus corona dari 3 pasien COVID-19 asal Indonesia. Data tersebut telah di publish di portal GISAID. Lembaga Eijkman sendiri merupakan lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran. Lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.

Di sisi lain Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) ini sendiri merupakan platform database online tempat para ilmuwan di seluruh dunia menyimpan data sekuens (urutan) genom yang berhasil diurutkan. Genom merupakan kumpulan informasi genetik yang dimiliki virus. Inilah mengapa diperlukannya data whole genom virus untuk keperluan pembuatan vaksin, rancangan obat, dan juga kepentingan riset karena setiap virus COVID-19 ini memiliki informasi genetik yang bervariasi.

Seperti yang kita ketahui bahwa COVID-19 ini memiliki informasi genetik berupa RNA. Hal inilah yang menyebabkan virus tersebut memiliki tingkat mutasi yang tinggi. Artinya, virus ini memiliki kemampuan merubah kode genetik mereka dari waktu ke waktu. Tujuan mereka bermutasi yaitu untuk bertahan hidup agar tidak dikenali oleh sistem imun tubuh.

Informasi sekuens genom ini nantinya bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk menciptakan vaksin corona khas Indonesia serta melacak kapan dan bagaimana virus tersebut hinggap di Indonesia. Sehingga apabila hal tersebut telah dilakukan maka tak menutup kemungkinan situasi yang pelik ini akan segera berakhir. Namun, ini jugalah yang menjadi tantangan selanjutnya bagi kita semua. Tantangan ini tidak hanya berlaku untuk para ilmuwan dan pemerintah saja. Selaku rakyat Indonesia juga harus hidup berdampingan untuk memberantas virus ini. Patuhi protokol pemerintah dengan baik dan agaknya pemerintah juga harus konsisten dengan kebijakannya.

Alih-alih menyambut dengan baik upaya yang dilakukan pemerintah saat ini. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum bisa beradaptasi dengan kebijakan pemerintah. Masih banyak yang hanya menganggapnya sebagai angin lalu, nongkrong serta berkeliaran di luar rumah dan tidak menjauhi kerumunan. Sebab ada alasan tersendiri bagi mereka yang sadar adanya tekanan dari faktor ekonomi yang mengharuskan mereka untuk tetap beraktivitas di luar rumah.

Dibalik semua dampak pandemi COVID-19 itu dari sektor ekonomi, kesehatan, ataupun pendidikan tentunya banyak pelajaran yang bisa kita petik. Pertama, usahakan selalu memberikan kabar baik di situasi yang pelik ini. Seperti yang kita lihat baik di televisi maupun berita di internet, kebanyakan dari mereka hanya membahas perihal kabar duka dari korban COVID-19 dan menggelembungnya angka-angka statistik kasus positif corona. Hal ini lah yang menyebabkan beberapa orang geleng-geleng kepala dan dapat mengalami kekhawatiran berlebih bahkan stress. Nyatanya, kabar baik yang di terima masyarakat atas masalah ini bisa menenangkan mereka dari panik dan rasa takut. Seperti saat ini, kabar baik telah ditemukannya genom dari COVID-19 pasti memunculkan harapan masyarakat agar segera diterbitkannya vaksin dan segera terbebas dari situasi yang riuh ini.

Kedua, jangan pantang menyerah. Seperti yang dilakukan para ilmuwan dan peneliti dalam meneliti karakteristik dan identifikasi virus. Tentunya butuh waktu yang tidak sebentar untuk mendapatkan hasil dari itu semua. Namun, berkat kegigihan dan semangat para ahli, kabar baik pun bisa didapatkan, hal ini pula yang dapat membangkitkan harapan untuk segera pulih dari situasi yang pelik ini. Inilah yang patut kita contoh dari mereka, tetap semangat dan gigih dalam memberantas virus ini. Tak hanya itu, dalam hal apapun haruslah kita lakukan dengan percaya diri dan tidak mudah menyerah tatkala mengalami kegagalan. Sehingga tidak berlebihan bila disamakan dengan statement “Kegagalan adalah bumbu yang memberikan kesuksesan dengan rasa yang lebih enak” – Truman Capote.

Ketiga, meningkatkan rasa solidaritas. Layaknya para ahli dalam meneliti sekuens genom COVID-19, tentunya mereka tidak bekerja seorang diri. Banyak pihak yang berperan dan ikut serta dalam membantu penelitian tersebut. Sudah kodratnya manusia sebagai makhluk sosial ia tak bisa hidup sendiri. Sehingga wajarlah apabila dalam hidup ada saatnya kita merasa butuh bantuan orang lain. Maka janganlah sungkan untuk meminta ataupun memberi bantuan. Dengan begitu akan tercipta rasa solidaritas yang tinggi, saling membantu dan bergotong-royong dalam setiap masalah, terutama dalam menyelesaikan masalah saat ini.

Keempat, belajar mandiri. Dalam memperbanyak dirinya, virus harus hinggap pada inangnya (makhluk hidup lain) dan membajak mekanisme sel inang tersebut. Selain itu, virus dapat menginfeksi sel hidup dan bersifat parasit. Maka kita harus membuang jauh pikiran-pikiran seperti ini. Mulailah belajar untuk mandiri dan menyayangi orang lain. Dalam hal ini bukan berarti kita harus mandiri dan tidak membutuhkan orang lain. Namun, sudah sepantasnya kita belajar mandiri agar tidak merugikan orang lain. Sebab dengan belajar mandiri kita pun akan belajar melatih tanggung jawab, belajar mengatasi masalah sendiri, serta memudahkan dalam mengatur hidup yang sesuai dengan keinginan dan tidak menyalahi aturan. Selain itu, diwajibkan atas kita semua saling menyayangi satu dengan yang lain, jangan saling merugikan atau bahkan “menginfeksi” orang lain dengan hal-hal yang tidak baik dan berbahaya.

Kelima, mampu beradaptasi dengan baik. Seperti virus yang selalu bermutasi untuk bertahan hidup, kita selaku manusia pun harus pintar-pintar untuk survive. Virus bermutasi dengan mengganti infromasi genetiknya setiap waktu agar tidak dikenali oleh sistem imun. Hal ini sama seperti ketika kita sering mengganti password agar tidak di hack orang lain. Dari sini kita perlu belajar mencari bagaimana caranya agar mudah beradaptasi untuk bertahan hidup. Hal ini penting agar kita tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif, serta memudahkan kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.  Layaknya suatu prinsip dasar yaitu, “Bukanlah spesies yang paling kuat atau paling cerdas yang mampu survive, tapi mereka yang paling mampu beradaptasi terhadap perubahan”. –Charles Darwin

Terlepas dari semua dampak yang kita rasakan akibat pandemi COVID-19 yang belum berujung hingga saat ini. Kerjasama antar setiap elemen masyarakat patut untuk dinomor satukan. Hingga saatnya nanti kita bisa terbebas dari kondisi yang pelik ini. Pada akhirnya semua yang terjadi pasti memiliki hikmah yang dapat dipetik. Kita patut belajar untuk selalu melihat suatu hal dengan kacamata positif serta penting untuk mengedepankan implementasi dari setiap kejadian. Jangan sampai setiap peristiwa yang kita lalui hanya sebatas kejadian angin lalu. (Red/SG)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini