Beranda Bisnis Jumlah Aset Lancar 95% Masyarakat Tak Sehat, Gara-Gara Tak Pandai Menabung?

Jumlah Aset Lancar 95% Masyarakat Tak Sehat, Gara-Gara Tak Pandai Menabung?

Ilustrasi - foto istimewa

SERANG – Besarnya nilai aset lancar yang harus dimiliki seseorang tentu akan sangat bergantung dengan nilai kekayaan bersihnya. Berdasarkan data yang dihimpun program konsultasi keuangan Lifepal, 95,66% masyarakat Indonesia dinyatakan tidak memiliki aset lancar dalam jumlah ideal.

Pada awal Januari 2021, Lifepal telah menggelar program konsultasi keuangan dengan Certified Financial Planner (CFP®). Dari 500 orang partisipan dalam sesi tersebut, hanya 4,34% saja yang memiliki aset lancar dalam jumlah ideal.

Pengertian aset lancar adalah aset yang siap digunakan atau dicairkan jika pemiliknya membutuhkan.

Beberapa aset yang masuk dalam kategori aset lancar adalah, kas (dalam bentuk Rupiah atau mata uang lain), tabungan di rekening bank, simpanan deposito, cek atau dokumen yang bisa diuangkan dalam waktu dekat, investasi jangka pendek (bisa berupa reksa dana pasar uang atau instrumen utang dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun), atau penghasilan Anda sendiri.

Seperti apa batasan jumlah ideal sebuah aset lancar, dan apa saja yang harus kita ketahui seputar aset ini? Simak ulasan Lifepal.co.id berikut ini.

Aset lancar tidak boleh terlalu banyak

Sebelum mengetahui ideal atau tidaknya nilai tabungan Anda, ketahuilah besaran nilai kekayaan bersih Anda dengan mencari hasil pengurangan total aset dan total liabilitas (utang).

Besaran dari total aset lancar yang ideal adalah 15% hingga 20% dari nilai kekayaan bersih. Makin besar kekayaan bersih, maka makin besar pula aset lancar yang harus disediakan.

Anggap saja, seorang kepala keluarga, sebut saja Bapak Michael, memiliki aset pribadi berupa dua mobil dan satu sepeda motor. Maka, bukan hanya dana untuk biaya operasional kendaraan yang harus disiapkan, melainkan juga dana untuk pajak tahunan serta dana untuk kebutuhan darurat lainnya.

Tanpa aset lancar yang cukup, Bapak Michael akan sulit untuk membayar hal-hal yang menjadi kewajiban dan kebutuhannya terkait kendaraan yang dimiliki.

Namun apa jadinya ketika seorang memiliki aset lancar berlebih? Hal itu pun dinilai tidak sehat karena jumlah aset lancar yang terlampau besar menandakan tingginya aset tidak produktif yang dimiliki.

Dengan aset lancar berlimpah, alangkah baiknya bagi seseorang untuk menempatkan dananya ke investasi jangka panjang.

Walau dana darurat ideal, jumlah aset lancar belum tentu ideal

Dalam data yang dihimpun dari program konsultasi keuangan Lifepal, sebanyak 90,7% partisipan memiliki ketersediaan dana darurat yang tidak ideal, sedangkan 9,3% lainnya dinyatakan sehat.

Dana darurat kerap disebut dengan rasio likuiditas (basic liquidity ratio), yang artinya menunjukkan sebuah batas kepemilikan aset lancar ideal jika dihitung berdasarkan pengeluaran bulanan. Namun tolak ukur jumlah aset lancar akan dihitung berdasarkan nilai kekayaan bersih.

Patut diketahui bahwasannya, jumlah dana darurat yang ideal tidak menjamin keidealan jumlah aset lancar. Namun saat seorang memiliki total aset lancar dalam jumlah ideal, maka jumlah dana daruratnya pun ideal.

Kapan saat yang tepat untuk memulihkan jumlah aset lancar?

Ketika aset lancar kita berada di atas rata-rata, maka tugas kita adalah memetakan tujuan finansial jangka panjang kita dan menempatkan beberapa persen dari total aset lancar ke instrumen investasi.

Namun apa jadinya jika aset lancar kita berada di bawah rata? Tentu saja, kita harus menambah ketersediaannya.

Akan tetapi, alangkah baiknya bagi seseorang untuk memprioritaskan beberapa hal di bawah ini, sebelum menambah aset lancarnya:

– Melunasi utang-utang jangka pendeknya yang bersifat konsumtif

– Memiliki dana darurat

– Mengalokasikan dana untuk manajemen risiko dengan membeli asuransi yang tepat guna

Pemulihan aset lancar bisa dilakukan dengan cara menyisihkan dana minimal 10% dari penghasilan bulanan ke tabungan atau instrumen investasi jangka pendek.

(Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini