Beranda Ramadan Jeblugan, Permainan Tradisi yang Mulai Hilang

Jeblugan, Permainan Tradisi yang Mulai Hilang

Seorang anak tengah bermain jeblugan. (Sumber foto: steemit.com)

SERANG – Bulan Ramadan bukan saja bulan spesial karena berbagai macam kegiatan ibadah yang ada di dalamnya. Bulan suci bagi umat Islam ini juga menjadi ajang keriangan bagi anak-anak di perkampungan untuk mengisi kegiatan bermain sore dan malam hari. Salah satu permainan anak yang tidak pernah absen terutama ketika bulan puasa adalah tradisi permainan _jeblugan_.

Permainan tradisional ini terbuat dari batang bambu berdiameter kurang lebih 40 semester dengan panjang 1,5 hingga 2 meter. Pada bagian dalam, sekat antar ruas (buku) bambu dilubangi hingga menyerupai pipa. Pada bagian pangkal buku bambu dipertahankan dan diberi lubang kecil hingga menyerupai sebuah meriam.

Cara menggunakannya, yakni dengan mengisi minyak tanah pada bagian dalam bambu dan menyulut api pada bagian lubang yang sudah disiapkan. Pertama-tama belum terdengar bunyi keras. Namun masih hanya mengeluarkan asap yang kian lama kian pekat hingga berganti suara letusan diiringi api yang memancar dari bagian dalam bambu.

Alat permainan tradisional jeblugan ini seolah meriam yang ditembakkan untuk menandai beberapa momen. Pada saat sahur dan berbuka puasa. Namun tidak jarang permainan berlanjut selepas tarawih hingga menjelang sahur.

Sayangnya permainan tradisional jeblugan mulai hilang di kampung-kampung. Permainan tersebut sudah mulai tergeser dengan permainan modern yang lebih praktis semacam game online. Kelestarian tradisi permainan tradisional kini semakin langka di tengah masyarakat Banten. Kelangkaan tersebut seiring dengan makin sayup-sayupnya suara “jebblug” dari jeblugan. (You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini