Beranda Cinta Ini yang Terjadi Pada Otak Ketika Kamu Patah Hati

Ini yang Terjadi Pada Otak Ketika Kamu Patah Hati

Ilustrasi - foto istimewa IDN Times

Ditinggal oleh pasangan atau seseorang yang kita cintai setulus hati, siapapun tak akan sanggup menahan kesedihan.

Secara emosi, patah hati dapat menimbulkan penyakit bagi mental seseorang. Namun lebih dari itu, sakit hati ternyata juga berakibat pada rasa sakit fisik yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Rasa sakit yang timbul ketika patah hati menyebabkan otak mengalami perubahan-perubahan tertentu. Apa sajakah itu? Supaya lebih jelas, simak ulasan berikut ini!

1. Meningkatnya aktivitas otak yang mencatat rasa nyeri fisik

Telah beberapa kali disebut, rasa sakit secara emosional pada manusia terutama saat patah hati ternyata sama dengan rasa sakit atau nyeri fisik yang parah. Hal ini diperkuat dengan penelitian menggunakan pemindaian fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) yang mendeteksi perubahan aktifitas otak yang berkaitan dengan aliran darah.

Hasilnya, pada orang-orang yang baru putus cinta ditemukan peningkatan aktifitas otak terutama pada bagian anterior cingulate cortex, yaitu bagian yang bekerja terutama pada saat kita mengalami sakit fisik. Wah wah, sampai segitunya efek patah hati!

2. Peningkatan produksi hormon stres

Peningkatan aktifitas pada anterior cingulate cortex selanjutnya memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin berlebih, yang tidak hanya menyebabkan stres, namun juga menimbulkan perasaan cemas dan depresi. Pada level yang serius, pelepasan hormon-hormon di atas dapat memunculkan gejala sakit fisik antara lain kesulitan bernafas dan juga mual.

3. Terjadi perang antar bagian otak satu dengan yang lain

Dkutip dari Greater Good Magazine, penelitian menemukan bahwa ketika sedang patah hati, banyak bagian otak yang cenderung tertantang dan bekerja secara signifikan untuk segera menemukan pemecahan masalah patah hati tersebut.

Misalnya, pada bagian korteks depan orbital bekerja untuk mengendalikan emosi serta pembelajaran dari masa lalu. Kebalikannya, di bagian otak yang lain mungkin berusaha memicu untuk melakukan hal-hal ekstrem seperti meratapi diri secara berlebihan, atau melampiaskan emosi dengan jalan negatif.

Bisa dibayangkan, betapa makin rumit aktivitas otak kita ketika bekerja saling bertentangan!

4. Otak mengalami gejala serupa dengan pecandu yang berhenti menggunakan kokain.

Salah satu studi fMRI lain juga menemukan, bahwa patah hati mengaktifkan mekanisme otak yang bekerja serupa dengan ketika seorang pecandu yang menarik diri dari kokain dan opioid.

Ketika seseorang mengalami patah hati, maka ia tidak akan bisa fokus dan berpikir dengan baik, sebagai akibat dari usaha “penarikan diri” dari masa lalu yang sangat kuat. Sama seperti mereka yang tidak dapat beraktifitas seperti biasa (karena keadaan mental yang abnormal) setelah berhenti menjadi pecandu.

5. Selera makan berkurang akibat pelepasan hormon kortisol

Saat merasa sedih, tubuh manusia akan melepaskan zat kimiawi berupa adrenalin ke seluruh tubuh, yang berakibat pada peningkatan hormon kortisol. Kortisol yang terlalu banyak dalam tubuh dapat mengakibatkan terganggunya sistem imun yang terletak di pencernaan. Itulah sebabnya ketika kita makan, justru tubuh akan mengalami perasaan semacam sakit fisik.

Memang dalam beberapa kasus, orang patah hati cenderung memilih makan makanan yang memberi efek tenang seperti cokelat, tetapi sebagian yang lain justru sebaliknya, mereka kehilangan selera bahkan untuk sekedar menyentuh makanan.

6. Namun jangan khawatir, otak kita dengan sendirinya terprogram untuk move on!

Memang dampak patah hati tak melulu buruk. Walaupun tidak banyak, namun ada salah satu dampak positif yang terjadi pada tubuh kita ketika mengalami putus cinta, yaitu otak menjadi terancang untuk melakukan move ondari masa-masa sulit dalam hidup dengan sendirinya.

Itu artinya, walaupun tidak instan, namun semua orang yang patah hati pasti akan pulih dan bangkit seiring berjalannya waktu.

Jadi, tidak perlu terlalu khawatir. Ketika putus cinta, tetap kedepankan akal sehat dan pikiran yang jernih. Tidak ada yang dapat mengendalikan kebahagiaan kecuali diri kita sendiri. So, jangan mau dikalahkan oleh patah hati ya.. Move on! (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini