SERANG – Jubaedah warga Kampung Gedung Sentul, Desa Walikukun, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, mengaku, menerima manfaat BPJS Kesehatan.
Diketahui, Jubaedah saat ini tengah berjuang mendampingi anaknya, Muhammad Arsya Alfarizky, melawan penyakit pneumonia.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
Sudah 21 hari lamanya Arsya menjalani perawatan intensif di RS Hermina Serang. Menurut Jubaedah, tanpa BPJS Kesehatan dirinya tidak akan sanggup membiayai pengobatan anaknya yang disebut bisa mencapai Rp1,7 juta per hari untuk layanan ruangan saja.
“Anak saya mengalami gangguan pernapasan atau pneumonia dan sudah dirawat di sini 21 hari. Saya dan anak saya status BPJS-nya kelas 1, terdaftar sejak 2016. Gak kebayang kalau gak ada BPJS Kesehatan, pasti kasihan anak saya. Bisa terlantar kalau gak berobat ke rumah sakit,” ungkap Jubaedah dengan mata berkaca-kaca.
Ia menjelaskan, suaminya yang belum lama ini terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) itu mengaku kini hanya mengandalkan BPJS Kesehatan untuk berobat.
“Alhamdulillah, saya dan anak saya sudah terkover BPJS Kesehatan sejak 2016 karena tanggungan dari suami saya di pabrik. Pelayanan di RS Hermina baik, dokter dan perawat juga ramah. Tidak ada diskriminasi meskipun kami peserta BPJS,” tambahnya.
Jubaedah menuturkan, keluarganya sudah beberapa kali memanfaatkan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan untuk berobat.
“Anak pertama dan kedua juga sering menggunakan kartu BPJS. Yang kedua ini sudah lima kali berobat di rumah sakit. Jadi saya merasa lebih tenang, tidak cemas lagi soal biaya,” katanya.
Ia pun berharap BPJS Kesehatan terus ada dan berkelanjutan.
“Karena manfaatnya benar-benar terasa, apalagi bagi kami yang sedang kesulitan ekonomi. Kalau tidak ada BPJS, saya tidak tahu harus bagaimana lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Dokter Umum Ruang Anak RS Hermina, dr. Agus Hermawan, memberikan penjelasan tentang pneumonia yang diderita Arsya. Menurutnya, pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang masih menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak.
“Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Gejalanya bisa berupa demam tinggi, batuk berdahak, sesak napas, hingga penurunan kesadaran jika sudah berat. Pada anak-anak, pneumonia bisa sangat berbahaya karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa,” jelas Agus.
Ia menambahkan, penanganan pneumonia memerlukan perawatan intensif dan terkadang pasien harus dirawat dalam jangka waktu lama.
“Biaya perawatan pneumonia tidak kecil, terutama jika pasien membutuhkan terapi oksigen, obat-obatan khusus, atau bahkan perawatan di ruang intensif. Karena itu, keberadaan BPJS Kesehatan sangat membantu pasien dan keluarga,” tuturnya.
Lebih lanjut, dr. Agus mengingatkan orang tua untuk mewaspadai gejala pneumonia sejak dini.
“Kalau anak sudah batuk lama, demam, terlihat cepat lelah, atau napasnya cepat dan dangkal, segera bawa ke fasilitas kesehatan. Jangan menunda, karena pneumonia bisa berkembang cepat,” pesannya.
Kisah Jubaedah dan Arsya menjadi bukti nyata bahwa jaminan kesehatan dari pemerintah ini bukan hanya soal administrasi, tetapi benar-benar hadir sebagai penopang keluarga di saat paling sulit.
BPJS Kesehatan tidak hanya memberikan akses layanan kesehatan, tetapi juga rasa aman dan harapan bagi masyarakat yang tengah berjuang melawan penyakit.
Advetorial