Beranda Nasional Ini Bukti Mafia Migas Masih Berkeliaran

Ini Bukti Mafia Migas Masih Berkeliaran

Ilustrasi kilang minyak. (Kumparan.com)

JAKARTA – Mafia migas diyakini masih berkeliaran berburu rente. Mereka mencari keuntungan tanpa memperdulikan nasib pihak lainnya termasuk negara.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali berbicara tentang mafia migas (minyak dan gas) dalam beberapa kesempatan. Dia berjanji akan menggigit mereka yang berlaku sebagai mafia.

Jokowi juga sudah memberikan wewenang kepada Komisaris Utama Pertamima Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk memberantas mafia migas.

Lalu apakah benar praktik mafia migas ada? Seperti apa modusnya?

Jegal Pembangunan Kilang

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan, salah satu bukti adanya mafia migas adalah tidak adanya pembangunan kilang migas.

“Ada upaya sistemik menghalangi pembangunan kilang. Itu kan dikeluhkan Jokowi juga, sudah 35 tahun Pertamina tidak membangun kilang, padahal banyak juga investor seperti Saudi Aramco, ada Rusia, ada OOG (Overseas Oil & Gas) Oman itu sudah dalam tahap penandatanganan framework agreement, tapi sampai sekarang tidak ada satupun yang bisa direalisasikan,” tuturnya kepada detikcom.

Fahmi yang pernah menjadi Tim Anti Mafia Migas yang pernah diketuai oleh Faisal Basri, meyakini mafia migas erat kaitannya dengan impor. Mereka hidup jika RI masih terus impor migas, oleh karena itu mereka melakukan berbagai cara untuk menghalanginya.

“Jadi kalau berdasarkan pada hasil temuan kami dulu, kemudian melihat gejala sekarang ini, salah satu indikatornya memang peningkatan impor migas, dan mafia migas bermain di impor tadi, berburu di impor,” tambahnya.

Besarnya impor migas memang sudah menjadi perhatian Jokowi. Presiden mengaku sudah mengantongi nama dalang ddi balik impor migas yang mencapai 800 ribu barel per hari.

Lalu apa lagi kelakuan mafia migas?

DPR: Petinggi Pertamina Pasti Tahu

Para petinggi PT Petamina (Persero) diyakini mengenali para pelaku mafia migas. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun disarankan memberantas mafia migas melalui para bos Pertamina.

Anggota Komisi VII DPR Kardaya Warnika menilai praktik mafia migas sebenarnya bisa dirasakan. Namun untuk mencari keberadaannya memang terbilang sulit.

“Kalau mengenai mafia migas itu ya saya selalu mengatakan ini seperti kentut, tercium tapi kalau dilihat siapa yang kentut susah, tapi dirasakan ada,” ujarnya kepada detikcom.

Menurut Kardaya, praktik mafia migas sulit diselidik lantaran kebanyakan dari mereka beraksi mengikuti peraturan yang ada. Namun mereka memanfaatkan celah-celah dari ketentuan yang berlaku.

“Mafia migas ini kan dilihatnya kalau pembelian minyak terasa lebih mahal dari yang semestinya, nah itulah tanda-tandanya. Sebetulnya mafia migas ini susah dilihat karena mereka bekerja mengikuti peraturan ketentuan, ya legal saja. Tapi mereka memanfaatkan celah-celah dari peraturan yang ada,” tambahnya.

Dia mencontohkan, misalnya ada proyek migas yang diikuti oleh sederet perusahaan. Jika ditelusuri ternyata induk dari induk perusahaan-perusahaan yang ikut tender merupakan satu pihak.

Dengan praktik seperti itu, Kardaya yakin, petinggi Pertamina selaku BUMN dan perusahaan migas terbesar di Indonesia tahu dan kenal dengan para pelaku mafia migas.

“Sebetulnya bos Pertamina pasti tahu itu. Mereka (mafia migas) biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan petinggi,” tutur dia.

Oleh karena itu dia menyarankan Jokowi untuk memanggil para petinggi Pertamina. Paksa untuk menyetop praktik mafia migas, lalu ancam copot dari jabatannya jika itu tidak dilakukan. (Red)

Sumber : detik.com

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini