Di antara warisan budaya di Banten terdapat seni musik sakral yang begitu unik dan menggugah rasa, yaitu angklung buhun. Angklung buhun, yang berarti “angklung tua” atau “angklung kuno” dalam bahasa Sunda, bukanlah sekadar alat musik.
Ia merupakan pusaka, simbol identitas, dan pengiring setia ritual-ritual penting masyarakat Banten Selatan. Berbeda dengan angklung pada umumnya yang dimainkan dalam berbagai pentas, angklung buhun hanya muncul pada kesempatan khusus, yakni pada upacara adat tertentu semisal serentaun dan upacara ngaseuk.
Upacara ngaseuk sendiri merupakan bagian dari ritual penanaman padi, yang bagi masyarakat Baduy. Alunan angklung buhun mengiringi setiap tahapan upacara, mulai dari persiapan hingga selesai panen, menghadirkan suasana khidmat dan magis.
Keunikan angklung buhun terletak pada bentuknya yang sederhana dan bahan pembuatannya yang alami. Bambu pilihan menjadi material utama, dipotong dan diraut dengan tangan hingga menghasilkan tabung-tabung bernada. Tidak ada paku atau lem yang digunakan, semuanya diikat dengan rotan halus, mengikuti teknik pembuatan yang diturunkan dari nenek moyang.
Suara angklung buhun pun berbeda dari angklung biasa. Ia menghasilkan nada pentatonik yang khas, bersahaja, dan menyatu dengan alam sekitar. Setiap nada memiliki makna tersendiri, mewakili doa dan harapan masyarakat Baduy. Ada nada yang melambangkan kesuburan, keharmonisan, hingga rasa syukur kepada Dewi Sri.
Kelestarian angklung buhun menghadapi tantangan. Hanya pada ritual adat tertentu alat musik ini dimainkan, sehingga generasi muda di Selatan Banten perlu melestarikannya. Selain itu, keterbatasan bahan baku dan teknik pembuatan yang tradisional kian tergerus modernisasi.
Upaya pelestarian pun terus dilakukan. Pemerintah daerah dan komunitas adat bekerja sama untuk mendokumentasikan dan mengajarkan seni angklung buhun kepada generasi muda. Tak hanya itu, berbagai festival dan pameran diselenggarakan untuk mengenalkan keindahan angklung buhun kepada masyarakat luas.
Angklung buhun lebih dari sekadar alat musik. Ia adalah denyut nadi masyarakat adat di Selatan Banten dan cermin harmoni mereka dengan alam. Dengan terus melestarikan angklung buhun, bukan hanya melodi indah yang dijaga, melainkan juga jati diri dan kearifan hidup masyarakat adat yang unik dan patut dihormati.
Jadi, lain kali jika Anda berkunjung ke Banten, sempatkanlah untuk menyaksikan langsung alunan angklung buhun. Biarkan suaranya membawa Anda ke kedalaman budaya dan spiritual masyarakat Baduy, dan rasakan betapa warisan tradisi mampu menyanyikan kisah harmoni manusia dan alam. (Red)