SERANG – Asisten Daerah (Asda I) Kota Serang, Nanang Saepudin angkat bicara terkait Kota Serang yang menempati posisi pertama sebagai penyumbang inflasi di Provinsi Banten. Menurutnya, tingginya Inflansi itu diakibatkan beberapa faktor karena memang banyaknya barang yang tersedia di Kota Serang.
Ia mencontohnya, ketika di siang hari penduduk Kota Serang bertambah banyak, karena memang bukan warga asli Kota Serang. “Banyak orang dari Kabupaten Serang, Cilegon dan lainnya yang bekerja di kita (Kota Serang),” kata Nanang, Jumat (5/4/2019).
Sehingga dirinya juga melihat seperti di Pasar Induk Rau (PIR). Menurutnya, PIR dibeli untuk pasar induknya Kota Serang, akan tetapi untuk dipergunakan Kabupaten Serang, bahkan Kabupaten Lebak dan lainnya.
“Tapi bukan berarti kegagalan pemerintah Kota Serang, karena bayangkan saja di kita itu Kabupaten Serang saja masih menetap di Kota Serang, pegawainya diam di Kota Serang. Provinsi kebanyakan pegawainya juga di Kota Serang,” jelasnya.
Sedangkan untuk pengendalian harga bahan pokok, lanjut dia, tentu untuk pengendalian itu ada du Disperindaginkop Kota Serang. “Kalau rapat evaluasi OPD pasti ada rilis daftar harga, mana yang kira-kira naik itu harus ada intervensi dari pemerintah,” ujarnya.
Tentu untuk menyiapkan itu, pihanya harus punya stok-stok persediaan barang pokok yang akan naik itu, seperti di Bulog, pemerintah pusat dan lain sebagainya. “Kalau misalnya bawang, di Kota Serang tidak ada petani bawang, ada juga di Berebes, itu harus ada campur tangan dari pemerintah Provinsi yang mensinkronnya,” ujarnya. (Dhe/Red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
