Beranda Opini Indonesia Terserah!

Indonesia Terserah!

Ilustrasi - foto istimewa liputan6.com
Oleh : Topan Aribowo Soesanto, Literasi Sisi

Hampir disemua negara yang terindikasi wabah Covid 19. Sudah memberlakukan lokcdown atau karantina wilayah. tidak terkecuali di Indonesia. Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang di sebut PSBB, merupakan aturan sosial yang dibuat untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia semakin merebak.

Dan hampir sebagian di wilayah sudah menerapkan PSBB. Pembatasan gerak aktifitas penduduk disuatu tempat untuk mengurangi dan terjangkitnya virus.mengurangi kegiatan di luar rumah. Pembatasan besar skala panjang ini membutuhkan waktu selama 14 hari masa inkubasi. Hal ini dilakukan untuk menekan sekaligus mengurangi penyebaran wabah dari virus yang berasal dari Wuhan China ini.

Hari ini kita banyak menyaksikan banyak informasi dari  sengkarutnya penerapan PSBB ini. Mulai dari ketegasan tata aturan dan juga manusia sebagai pelaku seolah banyak mengabaikan anjuran pemerintah. Iklan layanan masyarakat tentang pencegahan seolah hanya kameo selintas lalu di pemberitaan di televisi. Peningkatan korban pun seolah tidak membuat jera.

Di sisi lain pemerintah ingin memberantas tetapi di sisi lain masyarakat yang belum peduli dengan wabah pandemi ini . pengawasan sekaligus komitmen dilapangan jauh dari apa yang diharapkan. Juga maju mundur bukan lagi pernyataan yang keluar dari pemerintah, sebagai sumber informasi yang utuh.  Satu informasi yang sama di setiap kementrian ini juga sangat berpengaruh pada saat penerapan PSBB. Kuncinya adalah kesepahaman informasi yang utuh serentak. Kompak dan disiplin, dan harmonisasi sekaligus singkronisasi kebijakan setiap stakholder di kementrian. Keseragaman informasi baik di pusat maupun pemerintah daerah. dan kesadaran seluruh masyarakat dalam merespon situasi seperti sekarang ini.

Lebaran saat PSBB Corona menjadi dilema tersendiri disaat pemberlakuan PSBB. Namun, pembatasan itu justru tidak tecermin di masyarakat. Beberapa tempat, pusat perbelanjaan hingga bandara, misalnya, malah terlihat ramai dan padat menjelang lebaran. Pelonggaran waktu PSBB ini sebagian berpengaruh juga terhadap pola interaksi sosial di masyarakat. Mudik dan Belanja menjadi permasalahan tersendiri di saat pandemi seperti sekarang ini. Social Distancing atau jaga jarak jauh dari aturan kini sudah mulai perlahan tidak dihiraukan oleh sebagian masyarakat. Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida berpandangan bahwa hal itu terjadi karena Lebaran merupakan tradisi yang sudah melekat di masyarakat dari generasi ke generasi.

Begitu pula dengan “ritual” yang menyertainya, seperti silaturahim dengan mudik, berbelanja sandang baru, dan pangan yang khas, serta pemberian insentif Lebaran. Jika tidak dilakukan, masyarakat akan merasa kehilangan makna atau esensi dari hari raya Idul Fitri. Berdesakan di kala mudik pun menjadi cerita tersendiri.  Dan himbauan untuk menunda mudik pun seolah tidak di hiraukan. Mengurangi banyak aktivitas diluar rumah kini hanya slogan tagar semata, hilang sudah semua protokoler kesehatan ketika asik berdesakan nekat di tempat perbelanjaan.

Pola Hidup Bersih dan Sehat, PHBS  yang menjadi benteng pertahanan untuk melawan viruspun mulai perlahan di abaikan. Wabah yang menjadi pandemipun kini secara kurang di pahami betul oleh semua lapisan masyarakat cenderung abai. Kondisi abnormal memaksa setiap kita untuk tetap bertahan dengan tetap menggunakan nalar sehat. Pelonggaran PSBB bukan berarti situasi sudah relatif aman. Tetapi tetap terus kita kawal sampai tuntas.

Ini akan menjadi perkerjaan rumah untuk kita semua untuk  bersama dalam memberantas wabah Covid 19. Satu sama lain untuk saling mengingatkan,hilang kesadaran akan pentingnya kesehatan tentu akan menambah cerita panjang tentang Corona ini.  Semoga wabah ini memberikan kita banyak hikmah tentang bagaimana kita menghargai betapa pentingnya rasa peduli disaat musibah. Satu informasi, dan satu visi bukan lagi kepentingan segelintir golongan birokrasi. Saling bahu – membahu untuk fokus menyelesaikan setiap permasalahan di lapangan. Menyerap segala aspirasi masyarakat dan tentunya memberikan rasa nyaman untuk sesama. Bukan sebaliknya.

(**)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini