Beranda Uncategorized Ikut Konvensi PSI, Begini Gagasan Ade Irawan untuk Jadikan Tangsel Lebih Baik

Ikut Konvensi PSI, Begini Gagasan Ade Irawan untuk Jadikan Tangsel Lebih Baik

Ade Irawan, mantan Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW)  mengikuti konvensi bakal calon Walikota/ Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) - foto istimewa

TANGSEL – Ade Irawan, mantan Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW)  mengikuti konvensi bakal calon Walikota/ Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di hadapan para juri konvensi, Ade mengatakan bahwa Kota Tangsel punya modal yang cukup untuk lebih baik dari beberapa kota besar di Tanah Air.

“Tangerang Selatan punya modal yang cukup besar bukan cuma daerah so-so. Bisa saja lebih maju dari Surabaya yang sekarang dijadikan sebagai rujukan, atau sebelumnya Bandung,” kata Ade saat proses wawancara di kantor DPP PSI, Jakarta, Sabtu (18/2/2020).

Dalam konvensi ini, PSI mengundang juri independen, seperti Bibit Samad Rianto, Iman Usman, Natalia Subagjo, Sirojudin Abbas, Hamdi Muluk, Mari Elka Pangestu, Ernest Prakasa, dan Djayadi Hanan.

Ade mengatakan, Tangsel punya modal yang besar. Bahkan dengan modal itu, ia optimis Tangsel bisa dijadikan daerah percontohan soal otonomi daerah.

Modal pertama, menurut Ade, adalah anggaran yang cukup kuat. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tangsel senilai Rp3,7 triliun, ia sebut sudah cukup untuk membangun kesejahteraan.

Selain itu, Tangsel punya modal sumber daya manusia yang juga mumpuni. Ia menyebut banyak tokoh, termasuk Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni dan peneliti Sirojudin Abbas yang keduanya menjadi juri dalam tes wawancaranya, banyak tinggal di Tangsel.

Selanjutnya di Tangsel ada pengembang properti, yang menurutnya kurang dimanfaatkan untuk pembangunan. Selama ini, kata dia, pengembang hanya fokus mengembangkan muka atau ruang tamu dari Tangsel.

“Kalau ada tamu mau melihat pengelolaan sampah yang baik ya dibawa ke pengelolaan sampahnya BSD. Kalau mau lihat taman kota yang baik ya dibawa ke taman kota yang dikembangkan oleh pemgembang,” kata Ade.

Padahal di belakang muka Tangsel yang baik itu, masih banyak persoalan-persoalan yang ia gambarkan sebagai masalah tradisional. Bidang pendidikan misalnya, masih banyak warga yang terhambat akses, dan tempat. Kedua hal ini menurutnya membuat kesenjangan semakin melebar.

“Kalau mereka punya uang sekolah di sekolah swasta yang bagus, banyak di Tangerang. Tapi yang tidak mampu ambil sekolah swasta yang levelnya di bawah level sekolah negeri,” kata Ade.

Setelah tes ini akan dilakukan sosialisasi dan uji publik. Keseluruhannya itu akan dinilai oleh juri, dan nilainya nanti akan digabungkan dengan hasil survei untuk menentukan siapa yang akan didukung oleh PSI.

(Ink/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini