Beranda Peristiwa HUT ke-18 Kota Serang Diwarnai Aksi Demo Ricuh Mahasiswa

HUT ke-18 Kota Serang Diwarnai Aksi Demo Ricuh Mahasiswa

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Kota Serang, Minggu (10/8/2025), tiba-tiba berubah tegang dengan adanya aksi demonstrasi mahasiswa yang berujung ricuh

SERANG – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Kota Serang, Minggu (10/8/2025), tiba-tiba berubah tegang dengan adanya aksi demonstrasi mahasiswa yang berujung ricuh.

Kejadian memanas ini terjadi sekitar pukul 11.05 WIB, ketika ratusan mahasiswa yang sedang beraksi terlibat dorong-dorongan sengit dengan aparat keamanan di depan gerbang utama DPRD Kota Serang. Ketegangan semakin memuncak hingga gerbang jebol, tepat saat Wali Kota Serang, Budi Rustandi, tengah menyampaikan pidato di ruang paripurna.

Demo yang diinisiasi oleh sejumlah kelompok mahasiswa ini menyoroti berbagai isu krusial yang menyangkut masa depan Kota Serang. Dari pengelolaan aset daerah yang dianggap amburadul, Perda Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan (PUK) yang dinilai gagal, hingga dugaan korupsi yang melibatkan pejabat publik, semua disuarakan dengan lantang. Tak hanya itu, isu sektor pendidikan yang tertinggal dan angka kemiskinan yang semakin meroket juga menjadi sorotan tajam.

Eman Sulaeman, Ketua HMI DIPO Cabang Serang, dengan tegas mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengelolaan aset yang dianggap masih berantakan meskipun Kota Serang sudah memasuki usia 18 tahun.

“Wali Kota Serang seharusnya lebih berani dalam menata aset, mengingat statusnya sebagai Ibu Kota Provinsi Banten. Tapi kenyataannya, infrastrukturnya masih jauh dari layak,” ungkap Eman.

Tuntutan mahasiswa tidak berhenti di situ. Mereka juga menyoroti Perda Nomor 11 Tahun 2019 tentang PUK yang dianggap tidak efektif. Meski sudah ada aturan tentang penyakit masyarakat, hiburan malam di Kota Serang masih berjalan bebas. “Perda itu perlu direvisi agar lebih relevan dengan kondisi saat ini,” ujar Eman.

Selain masalah regulasi, dugaan korupsi juga menjadi sorotan. Mahasiswa menilai ada penyalahgunaan wewenang, terutama terkait perjalanan dinas dan kunjungan kerja anggota dewan yang disebut-sebut fiktif. Ini membuat geram para pengunjuk rasa yang menuntut transparansi.

Baca Juga :  Truk Pengangkut Tanah Kotori Jalanan Legok, Satpol PP Tindak Pelaku

Sektor pendidikan juga menjadi isu besar dalam demonstrasi ini. Dengan angka putus sekolah yang masih tinggi dan fasilitas pendidikan yang belum memadai, mahasiswa mendesak pemerintah kota untuk memberikan perhatian lebih pada generasi muda.

Mereka juga menyoroti kenaikan angka kemiskinan yang kian parah, yang menurut mereka, mencerminkan ketimpangan sosial yang belum tertangani dengan baik.

“Ini bukan sekadar aksi, ini adalah seruan untuk perubahan,” tegas Eman. Mahasiswa berharap Wali Kota Serang langsung menemui mereka untuk mendengarkan dan merespons aspirasi yang mereka suarakan.

Aksi yang semula dimaksudkan untuk merayakan kemajuan kota, justru bertransformasi menjadi panggung bagi ketidakpuasan masyarakat yang menuntut reformasi nyata. Kota Serang butuh perubahan, dan suara mahasiswa tidak bisa diabaikan!

Penulis: Ade Faturohman
Editor: Usman Temposo