
KAB. SERANG – Banyaknya industri di Kabupaten Serang ternyata tidak sejalan dengan rendahnya angka pengangguran. Fenomena ini menjadi sorotan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Serang dalam diskusi publik bertajuk “Kumaha Serang?” yang digelar di Kecamatan Ciruas, Jumat (8/8/2028).
Ketua Umum HMI Cabang Serang, Eman Sulaeman menilai keberadaan industri selama ini belum memberi dampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal.
“Kami tidak ingin keberadaan industri hanya jadi simbol kemajuan, tapi masyarakat tetap menganggur. Rekomendasi ini akan kami kawal sampai ada kebijakan nyata yang terasa di lapangan,” ujarnya.
Ketua pelaksana diskusi, Anang Ma’ruf Faisal (Ical), menyebut forum ini digelar karena kegelisahan atas tingginya pengangguran di tengah banyaknya pabrik dan kawasan industri di Serang.
“Ini ironi. Data ada, masalah jelas, yang dibutuhkan sekarang adalah kemauan politik dan keberpihakan pada tenaga kerja lokal,” tegasnya
5 Tuntutan HMI untuk Pemerintah dan Industri
Hasil dialog publik ini menghasilkan lima tuntutan yang diarahkan kepada pemerintah, DPRD, kepolisian, BPS, dan pihak industri:
1. Satgas Non ASN Pengentasan Pengangguran dibentuk Disnaker, dari tingkat kecamatan hingga desa.
2. Kuota kerja minimal 20 orang warga lokal di setiap perusahaan, menyesuaikan kebutuhan industri.
3. Revisi Perda No. 06 Tahun 2019 agar relevan dengan situasi ketenagakerjaan saat ini.
4. Pemberantasan percaloan tenaga kerja melalui himbauan resmi Polres kepada kepala desa.
5. Satgas Enumerator BPS untuk pendataan tenaga kerja berbasis fakta di lapangan.
HMI menegaskan, seluruh rekomendasi ini harus segera dijalankan demi memastikan industri di Serang bukan hanya menguntungkan investor, tapi juga masyarakat sekitar.
“Kami akan mengawasi, dan jika tidak ada progres, kami siap menyuarakan ini dengan cara lain,” pungkas Eman.
Tim Redaksi