Beranda Opini Hidupkan Kembali Kebiasaan Dongeng

Hidupkan Kembali Kebiasaan Dongeng

Ilustrasi - foto istimewa dari Apple Tree Preschool BSD City

Oleh : Indah Sukhria, Mahasiswa Sastra Indonesia UNPAM

Sadarkah kita bahwa tahun 2020 ini kurang lebih hanya tinggal beberapa hari saja? Apa yang sudah kita dapatkan di tahun 2020 ini? itu adalah pertanyaan yang sulit dijawab oleh banyak orang.

Hampir 1 tahun virus Covid-19 menjajahi semua negara yang ada didunia, melumpuhkan berbagai sendi ekonomi dunia, merenggut banyak nyawa dan menghalangi aktivitas kita untuk bisa berinteraksi dengan dunia luar. Covid-19 menjadi momok besar dimata semua orang baik orang dewasa maupun anak-anak, semua golongan merasakan dampaknya. Tentu berbicara mengenai Covid-19 ini maka kita pun sudah tidak asing dengan istilah-istilah seperti, Lockdown, ODP, PSBB dan New Normal juga ada beberapa istilah lain yang begitu familiar dengan Covid-19 ini.

Selama kurang lebih dua bulan lockdown total diberlakukan di Indonesia dilanjutkan dengan PSBB berkepanjangan di beberapa daerah termasuk Ibu Kota Jakarta, selama masa itu kita bekerja, bersekolah, beraktivitas dirumah saja. Walaupun covid-19 ini banyak hal negatif tentangnya, namun ada juga hikmah didalamnya, seperti memberikan kita ruang lebih untuk bisa bercengkrama dan berkumpul dengan keluarga sekalipun dirumah saja. Hal ini memberikan kita ruang untuk lebih dekat dengan keluarga, dimana ayah dan ibu selaku orang tua bertambah tugasnya menjadi teman main anak-anak mereka selama dirumah saja, dan menjadi guru bagi anak-anak untuk mengajar juga membimbing mereka untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang di lakukan secara online.

Namun sayangnya kesempatan ini banyak terlewatkan oleh banyak orang tua di luar sana. Terlihat dari data yang ramai dilapangan dan banyak juga artikel yang memuatnya mengenai biaya listrik dirumah yang meningkat dimasa pandemi ini, kenapa begitu? tentu karena pemakaian listrik yang meningkat. Sejalan dengan ini, banyak ulasan artikel yang memberikan data jumlah pelanggan Netflix bertambah, yang menandakan bahwa kebiasaan baru ditengah pandemi saat ini adalah menonton layanan streaming seperti Netflix, WeTv, Viu dan media lain semacamnya.

Lalu bagaimana nasib anak-anak dibawah umur, batita dan balita khususnya dan anak-anak  sekolah dasar umumnya? apakah mereka ikut menonton serial ini bersama ibu dan bapak mereka, atau asik menonton tv karena bosan dengan mobil-mobilan dan boneka mereka? atau dibebaskan bermain hp orang tuanya untuk menonton youtube dan mengakses sosial media lainnya? padahal diusia-usia inilah perkembangan dan pertumbuhan baik fisik, mental dan karakter anak ditentukan, kita biasanya mengenalnya dengan sebutan Golden age yang berarti masa keemasan usia anak.

Jangan sampai karena pandemi ini kita justru lalai akan hal ini dikalahkan rasa bosan dirumah yang mengakibatkan kita sibuk mencari kegiatan untuk menghilangkan bosan pada diri kita sendiri selaku orang tua dan melewatkan masa golden age anak kita, karena masa ini tidak bisa terulang di setiap pertumbuhan seorang anak.

Cara yang sangat efektif dalam meningkatkan perkembangan anak, yaitu dengan mendongeng. Mendongeng jangan dianggap remeh karena mendongeng bukan hanya kegiatan untuk menidurkan anak tapi fungsinya lebih daripada itu. Bahkan di abad milenial ini kebiasaan mendongeng untuk pengantar tidur anak pun sudah memudar digantikan dengan tontonan-tontonan kartun di Youtube.

Tahukah kalian bahwa dengan mendongeng kita dapat mengembangkan perkembangan otak kanan anak, meningkatkan daya imajinasi anak, menambah kecerdasan, baik untuk psikologis mereka dan dengan mendongeng kita dapat menanamkan dan mengajarkan banyak nilai-nilai kehidupan kepada anak, seperti nilai moral, nilai sosial, nilai religi, nilai pendidikan, etika, nilai budaya dan masih banyak lainnya. Dengan mendongeng pun kita bisa membiasakan anak untuk senang membaca sejak dini, membantu mereka mengenal banyak gambar-gambar pemandangan dan karakter hewan-hewan yang mungkin belum pernah mereka lihat secara langsung, juga mengenalkan huruf-huruf kepada anak.

Sejumlah ahli parenting sepakat bahwa mendongeng itu penting dalam pengasuhan anak demi perkembangan psikologis anak, saat ini kebiasaan mendongeng tergusur oleh perkembangan teknologi dimana tv lebih diminati, namun banyak orang tua tidak pintar dalam mengontrol program apa saja yang bisa ditonton oleh anak sesuai dengan usianya. Melalui tv anak-anak lebih sering diperdengarkan denga lagu-lagu dewasa bertajuk cinta-cintaan yang jelas seharusnya belum bisa anak-anak konsumsi, hal ini sangat tidak sehat untuk anak-anak.

Dalam mendongeng, beda usia, beda kebutuhan dan beda penyajiannya. Mulai dari anak-anak masih didalam kandungan, pada trimester akhir kehamilan, anak didalam perut ibu sudah bisa mendengar suara ibunya untuk itu sang ibu bisa memulai obrolan dengan sang janin dan membacakan buku cerita.

Pada tahap usia anak menginjak 0 – 3 tahun (batita) , anak-anak bisa kita beri buku cerita yang didalamnya banyak gambar, karena mereka akan lebih fokus kepada gambar-gambar yang menarik apalagi diusia ini mereka belum bisa membaca sehingga melihat gambar-gambar ini memberikan gambaran seolah mereka sedang membaca, tapi sebenarnya yang dibaca adalah gambar.

Pada tahap usia anak menginjak 3 – 5 tahun (batita), kita bisa memberikan mereka buku-buku yang masih didominasi gambar namun sudah tambahkan beberapa kalimat sederhana yang mudah dipahami anak.

Pada tahap usia anak menginjak 6 – 9 tahun berikan mereka buku yang berisi kalimat-kalimat yang lebih banyak, pada usia ini pun anak-anak biasanya sudah lancar membaca, hal ini juga untuk meningkatkan kebiasaan membaca kepada anak saat usia dini.

Selain anak-anak kita para orang  tua pun harus banyak membaca dongeng dan cerita-cerita anak, hal ini dilakukan agar kita bisa semakin baik menyampaikan cerita kepada anak, dan untuk mencontohkan kepada anak kebiasaan membaca, juga untuk memperkaya kita mengenai cerita-cerita anak yang kita tahu agar kita bisa sering mendongeng untuk anak.

28 November merupakan Hari Dongeng Nasional, yang sudah ditepakan sejak tahun 2015. untuk itu besar harapan agar budaya memdongeng kembali dihidupkan dan dilestarikan oleh kita semua. Harapan ini bukan hanya ditujukan kepada para orang tua tapi juga pada kaum muda, anak-anak Mahasiswa Fakultas Sastra Indonesia Khususnya untuk kembali menghidupkan dongeng, dan mengenalkan banyak cerita anak kepada anak-anak Indonesia. Karena banyak cerita anak yang semakin tenggelam dan hilang terlupakan begitu saja akibat pudarnya kebiasaan mendongeng saat ini.

Juga kepada para dosen agar mendukung dan membimbing para mahasiswanya untuk aktif dalam menyelenggarakan dongeng, bukan hanya teori tapi praktek langsung mungkin disekitaran kampus, untuk datang kesekolah-sekolah atau tempat biasa bermain anak-anak untuk mengadakan penyelenggaraan dongeng dan cerita-cerita anak secara sederhana, hal ini sangat membantu dalam memperkenalkan kembali anak-anak dengan dongeng dan cerita anak. Mari saling membantu dan menghidupkan, juga membiasakan kembali budaya mendongeng. Dengan cara seperti ini diharapkan dongeng dan mendongeng memjadi sesuatu yang lebih akrab didiri masyarakat.

 (***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini