
TANGSEL – Harga beras di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Pantauan langsung di dua pasar tradisional utama, Pasar Ciputat dan Pasar Jombang, pada Rabu sore (11/6/2025) menunjukkan bahwa harga beras premium dan medium masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Di Pasar Ciputat, deretan kios beras terlihat sepi pengunjung.
Sri Rahayu (43), pedagang beras yang sudah 10 tahun berjualan di sana menyebut harga beras medium kini mencapai Rp14.000 per kilogram, dan beras premium menyentuh Rp16.000 per kilogram.
“Banyak pelanggan mulai beralih ke beras SPHP karena lebih murah. Tapi stok SPHP enggak selalu ada. Bisa dua minggu baru datang lagi, itu pun jumlahnya terbatas,” ujar Sri saat ditemui di kiosnya.
Ia mengaku sejak harga terus naik, omzet hariannya menurun drastis. Pelanggan tetap datang, namun lebih banyak yang membeli dalam jumlah kecil atau hanya sekadar bertanya harga.
Tak jauh berbeda, kondisi serupa terjadi di Pasar Jombang. Di salah satu kios yang berada di sisi timur pasar, Dedi Supardi (50), pedagang beras yang sudah satu dekade berjualan di sana, juga mengeluhkan situasi yang makin sulit.
“Modal makin besar, untung makin tipis. Sekarang laku 50 kilo per hari saja sudah bagus, padahal dulu bisa sampai 150 kilo,” katanya.
Dedi menjual beras SPHP dengan harga Rp12.000 per kilogram, sedikit di bawah HET nasional Rp12.500. Meski permintaan tinggi, stok SPHP dari Bulog tidak selalu tersedia secara rutin.
“Kalau SPHP habis, ya pembeli terpaksa beli yang medium atau premium. Tapi banyak yang ngeluh mahal,” tambahnya.
Kedua pedagang berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan pasokan SPHP di pasar-pasar tradisional. Menurut mereka, tanpa intervensi, daya beli masyarakat akan terus menurun dan pelaku usaha kecil seperti mereka yang akan paling terdampak.
Penulis: Mg-Ahmad Rizki
Editor: Tb. Moch. Ibny Rusyd