Beranda Peristiwa Gelar Magister Ketua Terpilih IDI Tangsel Dipertanyakan

Gelar Magister Ketua Terpilih IDI Tangsel Dipertanyakan

Ilustrasi - foto istimewa Halo Doc

TANGSEL – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tangerang Selatan telah memilih Fajar Siddiq sebagai ketua organisasi profesi terbesar untuk periode 2022-2025. Namun, terpilihnya Fajar Siddiq sebagai ketua IDI Tangsel, menyisakan beberapa masalah yang harus diselesaikan sebelum mengawal publik untuk menyelesaikan pada bidang kesehatan itu.

Pengamat kebijakan publik Adib Miftahul mengatakan, terpilihnya Fajar banyak menimbulkan pertanyaan di publik. Pasalnya, Fajar tidak selalu menyertakan gelar magisternya dalam pemilihan tersebut.

“Organisasi ini kan bukan kaleng-kaleng, nanti malah dipersepsikan mencla mencle oleh publik, soal ketika ketuanya kadang pakai gelar, tapi disisi lain gelarnya tak disodorkan,” ujarnya, Selasa, (28/6/2022).

Adib menuturkan, IDI yang merupakan profesi terhormat akan malu jika publik melihat saat ketua terpilih tidak memiliki gelar strata dua. Selain itu, lanjutnya, apalagi Fajar yang kini menduduki posisi sebagai direktur utama di rumah sakit swasta haruslah memiliki gelar strata dua.

“Nah yang jadi pertanyaannya dia (Fajar) saat ini jadi direktur utama di rumah sakit swasta di Tangsel, itu kan harus butuh gelar S2 untuk duduk di sana. Kenapa saat pemilihan IDI Tangsel gelar S2-nya enggak disodorkan. Malah ini akan menimbulkan pertanyaan, sebenarnya gelar S2-nya benar enggak sih ada,” jelasnya.

Adib berharap, kumpulan cendekiawan kesehatan ternama itu, marwahnya harus tetap terjaga dihadapan publik. Adib menambahkan, jangan hanya modal pernah menjadi wakil ketua IDI sebelumnya itu, Fajar dapat dilantik sebagai ketua tanpa adanya melihat integritas yang ada di dirinya itu.

“Jangan nanti mendapat stigma buruk masyarakat, akibat oknum pengurusnya tak punya integritas. Kalau publik sudah memberikan stigma buruk itu, bisa bahaya organisasi profesi ini,” katanya.

Menurut Adib, ketua IDI harus memiliki integritas, etika, dan moral yang tinggi. Pasalnya, menjadi dokter di mana parameternya harus mengabdi kepada masyarakat.

“Jadi siapapun yang memimpin harus mempunyai klasifikasi soal itu, karena ini adalah organisasi terhormat,” ucap dia.

Selain itu, Adib menambahkan, tidak adanya kapasitas integritas dan rekam jejak yang baik, bisa menghambat kemajuan bagi Tangerang Selatan khususnya di bidang pelayanan medis.

“Ini ujung ujung tombak dalam bidang kesehatan bagi masyarakat. Sehingga tingginya harapan masyarakat dapat dilayani oleh para dokter yang baik dan profesional. Punya rekam jejak yang jelas lah,” katanya. (Ihy/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini