Beranda Pemerintahan Gelar Forum Ekraf, Pemkot Tangsel Tampung Asiprasi Pelaku Kreatif

Gelar Forum Ekraf, Pemkot Tangsel Tampung Asiprasi Pelaku Kreatif

TANGSEL – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar forum diskusi bertajuk “Suara Pelaku, Arah EKRAF Tangerang Selatan 2026” di Gallery UMKM, Kecamatan Serpong, Kamis (10/7/2025).

Forum ini menjadi ajang temu wicara antara pemerintah dan pelaku ekonomi kreatif untuk menyerap aspirasi dan menyusun peta jalan kebijakan sektor tersebut ke depan.

Acara dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan. Tak seperti forum kebijakan pada umumnya, diskusi ini dikemas santai dan akrab.

Peserta duduk lesehan, menyantap jajanan UMKM lokal, dan berbincang tanpa sekat birokratis.

“Karena kita bicara tentang ekonomi anak muda, tentang kreativitas, dan bagaimana membangkitkan kekuatan masyarakat lewat ekonomi kreatif,” ujar Pilar dalam sambutannya.

Ia menekankan, potensi sektor ekraf di Tangsel sangat besar. Beberapa subsektor seperti seni pertunjukan, film, musik, kuliner, hingga desain digital berkembang pesat, terutama di kalangan anak muda.

Namun, Pilar mengakui jika tantangan industri ekraf tak ringan. Untuk itu, ia menilai, kehadiran pemerintah harus lebih nyata.

“Pemerintah harus hadir untuk mendukung agar pelaku ekraf di Tangsel bisa tumbuh lebih besar,” ujarnya.

Pemkot Tangsel berjanji akan menindaklanjuti forum ini dengan kebijakan yang konkret. Bagi Pilar, ini bukan akhir dari diskusi, melainkan langkah awal membangun ekosistem ekonomi kreatif yang lebih kokoh.

Sementara, Sekretaris Bappedalitbangda Kota Tangsel, Buana Mahardika, menyebut forum ini mirip Musrenbang namun lebih spesifik dan partisipatif.

“Kami ingin mendengar langsung dari pelaku ekraf, kebutuhannya seperti apa, dan dukungan apa yang dibutuhkan,” kata Buana.

Menurut dia, semua masukan akan dirangkum sebagai bahan penyusunan arah kebijakan Ekraf Tangsel hingga 2026.

Pemerintah juga akan mengoptimalkan fungsi Gallery UMKM, tempat forum berlangsung, sebagai ruang multifungsi: produksi, pelatihan, rekaman, hingga inkubasi bisnis kreatif.

Baca Juga :  393 Calon Jemaah Haji Asal Tangsel Dilepas Hari Ini, Suasana Bikin Haru

“Bukan cuma tempat latihan atau pameran, tapi bisa jadi studio rekaman, dapur produksi, bahkan coworking space,” katanya.

Salah satu peserta forum, Umam (29), pendiri Komunitas Surat Sobek, menceritakan kiprahnya dalam mengembangkan usaha sosial berbasis daur ulang kertas.

Komunitasnya mengolah limbah kertas, kardus, hingga bungkus rokok menjadi produk baru seperti notebook dan kertas seni. Prosesnya dimulai dari perendaman dan penghancuran bahan, lalu dicetak, disaring, dan dijemur.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kreativitas bisa menjadi solusi masalah sosial, termasuk soal sampah,” ujar Umam saat diwawancara.

Penulis : Mg-Ahmad Rizki
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd