Beranda Peristiwa Gapura Bertuliskan Aksara Cina Berdiri Gagah di Mega Proyek Sawah Luhur Kota...

Gapura Bertuliskan Aksara Cina Berdiri Gagah di Mega Proyek Sawah Luhur Kota Serang

Papan besar bertuliskan alfabet Cina berdiri mencolok di depan kawasan mega proyek Sawah Luhur (Rasyid/BantenNews.co.id)

SERANG – Sebuah gapura besar bertuliskan aksara Cina berdiri mencolok di depan kawasan mega proyek yang disebut-sebut terafiliasi dengan Agung Sedayu Group di Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Pantauan di lapangan memperlihatkan lalu lintas truk-truk besar pengangkut tanah urukan hilir mudik meratakan lahan seluas 152 hektare. Kawasan itu digadang-gadang akan dikembangkan menjadi kawasan industri dan perumahan elite dengan ornamen bercorak Tionghoa.

Menjelang HUT RI ke-80, pengelola proyek justru memasang plang bertuliskan “Kawasan Industri Dinasty” dalam aksara Cina.

“Artinya memang ‘Kota industri di Dinasti Xia, Shang, dan Zhou’, bahasa Cina,” kata Ahmad, warga Sawah Luhur, Sabtu (16/8/2025).

Menurutnya, papan itu baru dipasang tiga hari lalu dan rencananya akan diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia setelah Agustus.

Ahmad menyebutkan bahwa lahan tersebut nantinya akan menampung lima pabrik, yaitu pabrik sepatu, pabrik boneka, pabrik sepeda listrik, pabrik spandek dan pabrik kosmetik.

Ia menambahkan, sebagian warga sudah menerima kompensasi setelah sempat terjadi aksi protes.

“Sekarang sudah aman. Masyarakat mendukung, jadi LSM juga tidak berani demo lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan setiap rit truk tanah urukan dikenakan biaya Rp30 ribu. Dari jumlah tersebut, Rp5 ribu disalurkan untuk masjid dan Rp5 ribu untuk yatim serta jompo. “Banyak yang dapat, seminggu sekali dibagi,” katanya.

Truk proyek diketahui mulai beroperasi sejak subuh melalui jalur Kramat dan jalan baru Kasemen.

Namun, tidak semua warga merasakan manfaat. Herman, warga Sawah Luhur lainnya, menilai proyek tersebut membawa dampak negatif bagi keselamatan dan kenyamanan masyarakat.

“Urukannya sudah lima bulan ini mengganggu. Mobil proyek suka kebut, debu, dan bahaya bagi orang,” katanya.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem Sebabkan Pohon Tumbang di Kota Serang

Herman mengaku pernah menegur sopir truk yang melintas dengan kecepatan tinggi di area pemukiman, namun tak digubris.

“Kalau nabrak kucing sih iya aja, tapi kalau (nabrak) orang bagaimana urusannya? RT juga sudah saya bilang, tapi kalau kena duit ya susah,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan kekecewaan karena keluarganya tidak pernah menerima kompensasi, meski termasuk warga terdampak.

“Itu mah ormas yang dapat, dimakan sendiri. Orang tua saya janda enggak pernah dapat, anak yatim juga enggak. Mana ada yang ngasih?” ucapnya.

Selain debu dan kebisingan, Herman mengungkapkan bahwa getaran dari lalu lintas truk membuat rumah dan kios warga di sekitar proyek mengalami kerusakan.

“Warung, rumah, pada retak semua. Seribu perak pun saya gak pernah dapat,” tandasnya.

Terkait hal ini belum ada tanggapan dari pihak terkait. Wartawan masih mencob mengkonfirmasi.

Penulis: Rasyid
Editor: Usman Temposo