Beranda Sosok Dulu Putus Sekolah dan Kerap Diejek, Kini Malah Sukses Kelola Jaringan Bisnis

Dulu Putus Sekolah dan Kerap Diejek, Kini Malah Sukses Kelola Jaringan Bisnis

Richard Branson (foto : inc.com)

 

The Virgin Grup merupakan perusahaan dengan jaringan bisnis yang luas di Inggris. Bisnisnya mulai dari perusahaan rekaman sampai penerbangan.

Dari berbagai bisnis yang menggurita dan berbeda-beda, siapa sangka seorang yang memiliki bisnis ini ternyata punya pengalaman yang cukup menyulitkan. Richard Branson, merupakan seseorang di balik nama besar Virgin grup.

Perjalanan masa kecil Richard tidak dilalui dengan mudah. Cerita di successstory.com yang dikutip detik.com, Selasa (4/9/2018), Richard yang kesulitan dalam belajar karena mengidap diseleksia itu ternyata kerap kali di-bully (diejek) oleh teman-temannya. Karena tekanan yang dialami, Richard sampai kena mutasi dan drop outdari sekolah.

Namun, meski memiliki kekurangan, Richard tak berhenti untuk berusaha. Lelaki yang saat ini menempati urutan sebagai orang terkaya ke 388 versi majalah Forbes akhirnya mengawali bisnisnya sejak usia 16 tahun. Meski dengan usia yang sangat muda, tapi Richard berhasil keluar dari tekanan, dan berhasil pula!

Richard memulai bisnisnya dengan membuat sebuah majalah kecil yaitu The Student Magazine. Perjalanan bisnis majalah saat itu berjalan dengan baik. Meski mengalami masalah dan kesulitan belajar, Richard tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi sampai bisa bekerja keras untuk membuat majalah.

Setelah sukses menjalankan bisnis majalah, Richard menambah bisnis di sektor lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan bisnis majalah. Richard memulai untuk bisnis label rekaman dengan pendapatan yang lebih rendah.

Cara tersebut ternyata ampuh karena Richard memberikan harga yang lebih murah dibandingkan tempat rekaman lainnya. Meski sulit dan berat untuk memulai usaha yang jauh berbeda, Richard akhirnya menjalankan bisnisnya dengan lancar.

Meski sudah berjalan lancar, lelaki yang tidak lulus sekolah ini ternyata sukses menguatkan posisi sebagai perusqhaan rekaman besar melalui The Virgin Grup pada tahun 1972. Perusahan tersebut masih terus berkembang menjadi perusahaan terbesar hingga saat ini.

Setelah menjadi raja di bidang usaha rekaman, Richard tak lantas merasa berpuas diri. Setelah sepuluh tahun menjalani kesuksesan di bidang lebel rekaman, Richard menjalankan bisnis baru lainnya di bidang transportasi dan perjalanan.

Tidak tanggung-tanggung, Richard membuat perusahaan maskapai penerbangan yaitu Virgin Atlantic Airways pada tahun 1984. Awalnya, banyak yang menganggap ide ini hanya langkah ambisius Richard yang tidak akan berhasil.

Namun ternyata, lelaki yang saat ini memiliki kekayaan sekitar US$ 5,1 miliar atau setara Rp 74 triliun tersebut meraih sukses besar. Ia mengambil alih jalur perjalanan udara dunia melalui Virgin Express.

Bisnis Richard Branson ternyata mendapat respons positif dari masyarakat, sampai-sampai Virgin Atlantic Airways menguasai penerbangan di seluruh Eropa dan beberapa wilayah lainnya, seperti Virgin Amerika di Amerika dan Virgin Nigeria di Nigeria.

Kerajaan Virgin tidak berhenti di maskapai penerbangan. Virgin grup juga membuat perusahaan transportasi lainnya seperti kereta api. Tidak hanya itu, Richard juga membuat paket perjalanan ke luar angkasa melalui Virgin Galactic.

Perjalanan ini di Eropa cukup populer. Sebuah perusahaan pariwisata luar angkasa yang dibuat Richard ini merupakan salah satu bisnis kebanggaan dan sebagai pencapaiannya dalam berusaha yang tidak kenal kata lelah dan puas.

Richard Branson juga memiliki daftar panjang anak perusahaan lainnya di bidang yang berbeda-beda. Misalnya perusahaan Virgin vodka, Virgin mobile, Virgin komik, Virgin media, Virgin health bank, Virgin money dan seluruh industri Virgin lainnya.

Dari seorang disleksia yang dibully dan dikeluarkan dari sekolah, kini Richard Branson menjadi salah satu orang terkaya di Inggris lewat kejeliannya dalam berbisnis. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini