Beranda Pemerintahan Duh ! Untuk Bantuan Air Bersih, Pemkot Cilegon Harus Koordinasi Antara Lembaga

Duh ! Untuk Bantuan Air Bersih, Pemkot Cilegon Harus Koordinasi Antara Lembaga

Warga Cipala sedang mengambil air bersih di salah satu sumber air.

MERAK – Warga di Cipala, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon yang tengah dilanda kekeringan nampaknya harus lebih bersabar untuk mendapatkan uluran tangan berupa bantuan air dari Pemkot Cilegon.

Pasalnya, rentetetan tahapan dan alur koordinasi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilegon dengan Perusahaan Daerah Air Minum Cilegon Mandiri (PDAM-CM) dalam distribusi bantuan telah menyebabkan urgensi bantuan air bersih itu tidak dapat segera terealisasi.

“Si PDAM itu memang pengennya BPBD yang minta (bantuan air bersih), karena teknisnya dia (BPBD) itu. BPBD yang ngoordinir, begitu ya,” ungkap Plt Walikota Cilegon Edi Ariadi, Rabu (15/8/2018).

Di bagian lain Direktur PDAM-CM, Encep Nurdin yang dikonfirmasi membenarkan adanya permintaan alur teknis bantuan tersebut. Encep berdalih, tupoksi BPBD Cilegon menjadi alasan mengapa tahapan bantuan itu harus dilalui.

“Kami sudah koordinasi sama BPBD, karena BPBD sebagai komandonya kami kirim kemanapun sesuai permintaan BPBD,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Diberitakan sebelumnya, Rumsiah (50), salah seorang warga Cipala mengaku bila bantuan air bersih dari Pemkot Cilegon terakhir diperoleh pada akhir Juli lalu. Dua tangki air bersih menurutnya tidak mampu memenuhi kebutuhan warga yang tergabung dalam tiga Rukun Tetangga (RT) itu.

Penuh percaya diri, Encep mengatakan salah satu BUMD Pemkot Cilegon itu selama ini secara terus menerus telah memberikan bantuan ke masyarakat yang terkena dampak kekeringan. “Sebetulnya Cipala sudah memakai sistem perpipaan, mungkin ada hal teknis yang sekarang tidak dapat terdistribusi dengan baik,” kilahnya.

Fenomena tahunan ini kerap dihadapi warga setempat. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya akan air bersih itu, warga terpaksa harus berjalan kaki sekitar 500 meter dan antre berjam-jam di sumur yang juga sudah mengalami krisis air akibat kemarau panjang.

Sayangnya hingga berita ini diturunkan Kepala BPBD Kota Cilegon, Rasmi Widyani tidak menjawab panggilan telepon wartawan. (Man/red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini