Beranda Peristiwa Dua Pulau di Pandeglang Dipenuhi Sampah Plastik

Dua Pulau di Pandeglang Dipenuhi Sampah Plastik

Tim Riset Pusat Studi Hewan Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Yayasan Smart Solusi sedang melakukan penelitian sampah di Pulau Panaitan. (IST)

PANDEGLANG – Dua pulau yang masuk pada Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yakni Pulau Panaitan dan Pulau Peucang, Kabupaten Pandeglang dipenuhi sampah plastik. Sampah tersebut berserakan hampir disepanjang pantai.

Kepala TNUK, Anggodo mengatakan, sampah-sampah kemungkinan besar berasal dari muara sungai yang terbawa ombak atau yang sengaja dibuang dari kapal-kapal yang melintas di sekitar pulau.

“Memang sampah itu datang terbawa oleh arus laut sampai ke Pulau Panaitan dan Pulau Peucang. Jadi sampah ini bukan berasal dari pengunjung karena kita menerapkan aturan setiap bungkus makanan harus dimasukan dalam kantong dan dibawa pulang kembali ke daratan,” kata Anggodo, Jumat (18/3/2022).

Anggodo membeberkan, untuk menangani masalah sampah di kawasan dan pulau-pulau yang masuk TNUK bukan perkara mudah. Sebab, keterbatasan alat dan SDM sangat memengaruhi penanganan masalah ini.

“Tujuannya agar Kawasan TNUK tetap bersih. Namun itu tadi diluar dari keinginan kita ternyata sampah banyak terdampar di tepi pantainya yang diduga dari ulah tangan manusia buang sampah sembarangan,” bebernya.

Ia menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan pihaknya untuk menangani permasalahan ini yakni dengan menggandeng tim Riset Pusat Studi Hewan Tropika (CENTRAS) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Yayasan Smart Solusi yang melakukan riset identifikasi sampah laut di Pulau Peucang dan Panaitan.

“Kegiatan ini juga didukung oleh Japan Environment Education Forum, Baktiku Negeriku, Jagad Mapala, dan Asosiasi Kelompok Sadar Wisata Pandeglang. Kita sangat senang dan sangat menyambut kegiatan ini. Dalam upaya menjaga kelestarian dan kebersihan di kawasan TNUK khususnya Pulau Panaitan dan Pulau Peucang,” jelasnya.

Kegiatan riset sudah berlangsung dari tanggal 14 Februari 2022 sampai dengan 28 Februari 2022. Dimana riset multikolaborasi ini bertujuan untuk melakukan identifikasi sampah berdasarkan jenis masa dan sebarannya.

Selain itu juga melibatkan Asosiasi Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Pandeglang, Kelompok Pecinta Alam Jagad Mapala bahkan perwakilan representative dari Japan Environment Education Forum.

“Semoga dari riset yang dilakukan di Pulau Peucang dan Panaitan ini dapat menghasilkan metode yang dapat digunakan untuk identifikasi dan pengelolaan sampah laut di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon,” harapnya. (Med/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ