
SERANG– Dompet Dhuafa (DD) Banten mengecam keras tindakan kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan, khususnya kasus pelecehan oleh oknum guru di SMAN 4 Kota Serang yang baru-baru ini mencuat dan memicu demonstrasi dari para alumni serta siswa aktif. Lembaga filantropi ini menilai bahwa fenomena tersebut adalah puncak dari gunung es yang mencerminkan lemahnya sistem perlindungan anak di sekolah.
Menurut data Komisi Nasional Perlindungan Anak Provinsi Banten, hingga Juli 2025 tercatat 712 kasus kekerasan seksual di delapan kabupaten/kota se-Provinsi Banten. Dari jumlah tersebut, 523 kasus menimpa anak-anak dan 189 kasus terhadap perempuan. Angka ini mengindikasikan bahwa kekerasan seksual masih terus berlangsung, diperparah oleh minimnya pelaporan dan kurangnya pendampingan psikologis terhadap korban.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten, Mokhlas Pidono, menyatakan kejadian di SMAN 4 Serang sangat memprihatinkan, terlebih pelakunya adalah pendidik yang seharusnya menjadi teladan.
“Kejadian kemarin sangat miris, bukan hanya satu guru yang terlibat. Pemerintah harus bertindak tegas. Pemberhentian bagi oknum yang terbukti melakukan kekerasan seksual adalah langkah wajib,” tegas Mokhlas, Selasa (5/8/2025).
Ia menambahkan, dampak kekerasan seksual terhadap anak bisa berlangsung dalam jangka panjang, mulai dari gangguan belajar, trauma mendalam, hingga rusaknya masa depan korban jika tak segera ditangani secara serius.
Solusi Konkret: Rumah Konseling ‘Aku Temanmu ‘
Tidak hanya mengecam, Dompet Dhuafa Banten juga menghadirkan solusi nyata dengan menghadirkan program “Rumah Konseling Aku Temanmu”, yang sudah berjalan sejak 2018. Program ini menyediakan layanan konseling gratis dan rahasia bagi masyarakat, khususnya remaja dan pelajar yang mengalami masalah kesehatan mental atau menjadi korban kekerasan seksual.
Program ini digagas atas keprihatinan terhadap meningkatnya kasus kekerasan seksual dan perilaku menyimpang di kalangan remaja. Inisiatif ini bahkan pernah mendapat dukungan dari Kemenristekdikti melalui kolaborasi dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada 2023, dan meraih Juara 3 SDGs Award 2024 dari Pemprov Banten.
Hingga kini, lebih dari 1.000 penerima manfaat telah dibantu melalui layanan konseling daring dan tatap muka. Korban juga bisa dirujuk ke psikolog profesional yang telah bekerja sama dengan Dompet Dhuafa jika permasalahannya bersifat kompleks.
Tak hanya menunggu korban datang, Rumah Konseling juga aktif menjangkau sekolah-sekolah melalui program “Aku Temanmu Goes to School” yang sudah menyentuh lebih dari 100 sekolah. Di sini, siswa dilatih menjadi konselor sebaya agar bisa menjadi tempat aman bercerita bagi teman-temannya.
Setiap tiga bulan, Rumah Konseling juga menggelar “Rumah Konseling Class”, sebuah seminar kesehatan mental terbuka untuk umum, menghadirkan psikolog sebagai narasumber, dan digelar di ruang-ruang publik seperti kafe atau taman.
“Kami sadar bahwa kesehatan mental adalah isu serius. Jangan tunggu viral dulu baru bertindak. Itulah kenapa sejak 2018 kami mulai program ini,” ujar Mokhlas.
Ajak Masyarakat Lapor & Peduli
Maraknya kasus kekerasan seksual di sekolah seharusnya menjadi alarm bagi seluruh pihak. Dompet Dhuafa Banten mengajak masyarakat untuk tidak menunda pelaporan dan segera mencari bantuan jika menjadi korban atau mengetahui adanya tindakan kekerasan seksual.
Layanan Rumah Konseling Aku Temanmu bisa diakses melalui WhatsApp di nomor 0851 7531 0723 atau melalui Instagram @akuteman\_mu.
“Jangan biarkan trauma membekas terlalu lama. Segera cari bantuan dan mari bersama hentikan kekerasan seksual di lingkungan kita,” ujarnya.
Tim Redaksi