Beranda Bisnis Diskusi Asyik Kafling 44, Secangkir Kopi dan Kisah Cinta Anak Muda

Diskusi Asyik Kafling 44, Secangkir Kopi dan Kisah Cinta Anak Muda

Suasan diskusi Kafe Keliling (Kafling) 44 dan Cilegon Coffee Community (CCC)

CILEGON – Iffan Gondrong pemilik Kafe Keliling (Kafling) 44 dan Cilegon Coffee Community (CCC) mengadakan diskusi asyik. Diskusi santai itu dilaksanakan di Alun-alun Kota Cilegon. Banyak yang dibahas, mulai dari kopi hingga persoalan cinta anak muda.

Iffan mengaku diskusi itu dilaksanakan secara spontan. Namun ternyata banyak hal yang dibicarakan dan cukup menarik.

“Sambil memersiapkan segala keperluan untuk jualan, saya hubungi beberapa kawan dari CCC sekadar mengabarkan bahwa Kafling44 malam Minggu ini buka,” ujar Iffan, Minggu (3/3/2019).

“Pesan yang berisi semacam pengumuman itu sengaja saya kirimkan, sebab hampir sebulan Kafling44 absen di Alun-alun Cilegon karena alasan cuaca. Ya, kendalanya adalah cuaca, bukan yang lain,” kata Iffan melanjutkan.

CCC adalah sebuah komunitas yang didalamnya adalah para pecinta kopi. Mereka adalah sekumpulan anak muda yang kreatif, penuh gagasan, banyak ide, dan punya jiwa perkawanan yang kuat meskipun berbeda latar belakang.

Tentu saja guyonan khas anak muda selalu menghiasi setiap saat mereka berkumpul. Rame dan meramaikan.

“Dalam perjalanan ke Alun-alun Cilegon, ada ide nakal yang tiba-tiba terbersit di benak saya. Ide nakal itu adalah menggelar diskusi ringan yang pas untuk anak muda. Sebuah diskusi yang jauh dari kerutan dahi, karena temanya melekat dalam diri setiap anak muda di belahan bumi manapun. Temanya tak lain adalah tentang cinta. Tema besarnya Pacaran Vs Nikah,” ucapnya.

Kata Iffan, ide itu lahir dari sebuah kenyataan, bahwa urusan cinta tidak akan pernah habis dibahas berapa lama pun. Dan anak muda, hampir sebagian potongan puzle harinya tak lepas dari urusan itu.

” Ya, urusan cinta dan pacaran. Ide lainnya adalah mengajak Marcheall Said Wicaksono atau yang biasa dipanggil Aceng untuk jadi pembicaranya. Gayung bersambut. Aceng siap menjadi pembicara awal. Reza Faiz M, yang merupakan salah satu pengurus CCC yang cukup disegani kawan-kawannya menyambut gagasan diskusi ringan itu,” imbuhnya.

“Ketua CCC, Radite Agus Haryanto pun tersenyum saat saya beritahu tentang rencana dadakan itu. Sayang, Mas Radite Agus Haryanto tidak berkesempatan hadir karena baru pulang dari perjalanan luar kota,” imbuhnya.

Malam terus merangkak perlahan namun pasti. Satu persatu kawan-kawan CCC datang. Herlin Tina datang paling awal. Disusul Revli Ole (Barista Kafling44), tapi Revli ada keperluan sehingga hanya sejenak saja mampir di Kafling44.

Aceng sang pembicara pun datang bersama Bayu Tri Mulyana. Obrolan ringan pun dimulai. Aceng mulai mempresentasikan apa yang dia rasakan soal cinta, menulis kisi-kisi di white board, dan membahasnya bersama Tina dan Bayu. Tak lama berselang datang Reza Faiz M dan Hafizh Nur Alam.

Malam makin meriah dengan kehadiran anak muda kreatif lainnya yakni Anjar, Abdi, Furkhon Muchlasi, Budi Sanjaya, Panji, dan Indra (mudah-mudahan tidak salah ketik nama hehe). Diskusi pun berlanjut.

Sesi kedua ini Anjar adalah bintangnya. Bekal referensi Anjar lumayan mumpuni. Dia berkisah mulai dari perjalanan cinta Qoais dan Layla atau Layla-Majnun, hingga kisah tokoh pewayangan Arjuna dalam mencari cinta.

Saat malam memasuki fase kedua, diksui mulai menjamah sedikit tentang filsafat. Adalah Anjar yang memulainya. Berbagai pendapat dan kesimpulan pun muncul. Bahkan nama pujangga sekaligus filsuf Kahlil Gibran pun berkelebat.

Tapi tetap, gelak dan tawa terus mewarnai diskusi yang hangat malam itu. Pendapat yang satu saling beradu dengan pendapat lain. Tetapi kisah cinta Qoais dan Layla nampaknya cukup menyita para hadirin, meskipun akhirnya muncul bahwa kisah cinta keduanya sangat konyol untuk bisa terjadi di zaman milenaial ini.

“Kesimpulan dari tiga kisah cinta yakni Qoais dan Layla, Romeo dan Juliet, hingga Saija dan Adinda adalah satu yakni kesetiaan. Dimana kesetiaan dirasa cukup mahal harganya. Kesetiaan adalah kunci dari cinta itu sendiri. Dan kebahagiaan adalah bertemunya harapan dan kenyataan (kutipan dari Novel Arya Panangsang).
Lalu, dimana tema besarnya “Pacaran Vs Nikah”? ternyata menjadi samar. Karena ternyata, waktunya tidak cukup untuk membahas itu. Seperti yang saya singgung di awal tadi, bahwa urusan cinta tidak akan pernah habis dibahas berapa lama pun. Dan benar saja, tema besar Pacaran Vs Nikah untuk sementara tersamarkan oleh kisah cinta dan romansanya,” papar Iffan.

Namun ternyata malam itu tiba-tiba saja gerimis datang disambung dengan hujan yang cukup deras. Diskusi pun bubar. Jelas sudah, obrolan tentang cinta yang tak akan habis itu justru selesai dengan turunnya hujan.

“Meski begitu, ada kesimpulan yang menarik yang bisa saya ambil. Anak-anak CCC yang kreatif itu ternyata punya energi yang cukup banyak untuk melakukan diskusi, tidak melulu tentang kopi. Diskusi ringan dadakan di Kafling44 itu menjadi model yang akan terus dikembangkan. Kali ini, secangkir kopi berpadu dengan sejuta kisah cinta, minggu depan pasti akan ada tema yang lebih menarik lagi,” tambahnya. (Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini