Beranda Advertorial Dinkes Banten Pastikan Imunisasi Rotavirus dan HPV Aman

Dinkes Banten Pastikan Imunisasi Rotavirus dan HPV Aman

Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Hastuti. (IST)

SERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten memastikan imunisasi Rotavirus (RV) dan Human Papillomavirus (HPV) aman. Diketahui, pada 15 Agustus 2023 dua vaksin antigen baru tersebut secara serentak dimulai di Indonesia.

Tujuan imunisasi RV yaitu untuk mencegah penyakit diare berat yang menyebabkan kematian banyak bayi usia lima tahun (balita). Sedangkan imunisasi HPV untuk mencegah penyakit katastropis kanker serviks (rahim) dan kanker payudara.

Kepala Dinkes Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, dua vaksin antigen baru aman dilakikan karean sudah melewati uji medis yang dilakukan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) atau Komite Pemasehat Ahli Imunisasi Nasional sejak 2016 lalu.

“Selama ini ngga ada efek samping. Dan vaksin antigen baru sudah melewati tahapan uji coba, termasuk dafi ITAGI, tenaga ahli yang sudah melakukan uji coba. Dan alhamdulillah tidak ada (efek sampingnya),” kata Ati, usai memberikan pengarahan pada acara Pertemuan Sosialisasi dan Advokasi Pelaksanaan Imunisasi RV dan HPV di Provinsi Banten yang diadakan di Hotel Horison Ratu Bidakara, Kota Serang, Rabu (26/7/2023).

Meski begitu, Ati mengaku, pihaknya menuiapka Komda Kipi jika terjadi kasus tertentu akibat pemberian imunisasi RV dan HPV.

“Karena metabolisme seyiap orang kan berbeda. Dan kalai ada case (kasus, red) tertentu belum tentu karena vaksinnya. Tapi kita ada Komda Kipi untuk memantau kejadian pasca imunisasi. Jadi kalai ada kasus cepat tertangani,” katanya.

Di sisi lain, Ati mengungkapkan, pohaknya terus memberikan edukasi terhadap masyarakat terutama calon ibu dan ibu yang baru melahirkan untuk menjaga kesehatan janin dan bayi yang baru lahir.

“Penting untuk calon ibu mengurus kehamilan dari mulai melakukan pemeriksaan ANC enam kali. Ditambah saat melahirkan, bagaimana anak diberikan hak-haknya, salah satunya imunisasi rutin lengkap dari dasar samlai lanjutan atau booster,” ungkapnya.

“Imunisasi dasar atau rutin itu seperti bayi yang baru lahir dibwrikan imunisasai hepatitis B0. Lalu (umur) 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 9 bulan. Terus usia 7 tahun, 8 tahun, 11 tahun, 12 tahun. Kesehatan itu luar biasa, maknya siklus kehidupan harus dijaga” sambungnya.

Menurut Ati, harus ada langkah kuratif, prefentif dalam sektor kesehatan.

“Berbeda dengan infrastruktur, buat gedung keliahatan. Tapi untuk keberhasilan (di dunia kesehatan) perlu ada perubahan perilaku prefentif untuk kebethasilan yang akan datang. Memang di satu sisi yang menjadi kendala dunia kesehatan belum jadi idol. Maka perlu ada upaya kurayif dan prefentif untuk menciptakan generasi yang akan datang,” ujarnya. (ADV)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News