KAB. SERANG – Pasangan Ratu Rachmatuzakiyah – Najib Hamas resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Serang untuk periode 2025–2030. Pasangan ini datang dengan janji perubahan, membangun Kabupaten Serang dengan slogan Serang Bahagia.
Namun di balik seremoni pelantikan, mereka langsung dihadapkan pada beragam persoalan yang selama ini membelit daerah.
Dari kemiskinan, pengangguran, hingga ketimpangan wilayah, warisan masalah klasik ini menanti langkah konkret bukan sekadar pidato politik.
1. Ketimpangan Wilayah: Utara Tumbuh, Selatan Tertinggal
Kabupaten Serang memiliki wajah yang kontras. Wilayah utara seperti Cikande, Kramatwatu, dan Ciruas tumbuh pesat karena industrialisasi. Sementara wilayah selatan seperti Ciomas, Padarincang, dan Pabuaran masih berkutat dengan keterbatasan infrastruktur dasar.
2. Kemiskinan dan Pengangguran: Problem Menahun yang Belum Tuntas
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat Kemiskinan Kabupaten Serang masih dikisaran 4,85 persen pada tahun 2023. Sedangkan tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 sebesar 9,18 persen.
Ironisnya, meskipun dikelilingi kawasan industri, masyarakat lokal masih kesulitan mendapatkan akses kerja formal karena persoalan keterampilan (skill mismatch).
Akademisi dan pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Leo Agustino, menilai visi dan misi pasangan Zakiyah-Najib memang lahir dari pemahaman atas kondisi daerah.
Namun begitu, ia juga menggarisbawahi masih ada sejumlah agenda penting yang belum tergambar secara utuh dalam pidato Bupati Zakiyah kala pelantikan kemarin.
“Visi, misi, serta program yang disampaikan oleh pasangan Zakiyah-Najib tentu berdasar penelaahan mereka atas kondisi eksisting Kabupaten Serang. Tentu visi, misi, dan program kedua pasangan bernuansa relatif subjektif sehingga ada beberapa hal yang belum tersampaikan secara lengkap pada saat Paripurna kemarin,” kata Leo, Rabu (28/5/2025).
“Namun saya yakin apa yang tidak disampaikan dan menjadi kebutuhan publik akan segera beliau tangkap sebagai pelayan rakyat atau publik,” tambahnya.
Leo juga menekankan pentingnya partisipasi warga dalam pembangunan. Ia menilai keterlibatan aktif warga dalam menyertakan masukan atas kebijakan dan pelaksanaan kinerja Bupati yang konstruktif.
“Karena itu, kita sebagai warga perlu melakukan pelibatan dalam pembangunan, berkontribusi dalam memberikan masukan atas formulasi ataupun implementasi serta evaluasi kebijakan, dan lainnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Leo juga menyoroti program 100 hari pertama Zakiyah-Najib agar dimanfaatkan untuk menyesuaikan arah kebijakan dengan kebutuhan warga, terutama dalam merespons ketimpangan dan pengangguran.
“Agenda kerja keduanya perlu diberi masukan terutama di 100 hari awal agar arah pembangunan sesuai dengan keperluan warga di Kabupaten Serang. Termasuk menutup celah ketimpangan antar daerah serta kemiskinan dan pengangguran,” terangnya.
Pasangan ini, kata Leo, perlu melakukan penyesuaian anggaran, mengingat pagu 2025 belum dirancang oleh mereka.
“Karena anggaran tahun 2025 tidak disusun oleh Zakiyah-Najib, maka memang perlu ada revisi anggaran agar pembangunan tahun 2025 bisa sejalan dengan visi, misi, program, dan kebutuhan warga,” tukas Leo.
Ketua Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas), Irhamullah menilai permasalahan di Kabupaten Serang masih sangat kompleks. Para aktivis menyuarakan sejumlah tuntutan terutama terkait pengangguran dan belum terealisasinya program Bantuan Hibah Pemberdayaan Rakyat Desa (BHPRD) tahun 2024.
“Kami menilai masih banyak persoalan mendasar yang belum dituntaskan di Kabupaten Serang, salah satunya soal pengangguran yang makin mengkhawatirkan,” ujar Irhamullah.
Ia juga mempertanyakan langkah konkret Pemkab Serang dalam mewujudkan kebahagiaan masyarakat. Sebagaimana hal itu tertuang dalam visi kepemimpinan Bupati baru.
Irhamullah juga menyoroti belum direalisasikannya program BHPRD tahun 2024. “Realisasi terakhir yang tercatat hanya pada tahun 2023, sedangkan tahun lalu program tersebut tidak berjalan. Padahal, program ini penting untuk menunjang pembangunan desa,” sambungnya.
Irhamullah menegaskan, pihaknya akan terus mengawal kebijakan dan janji politik Ratu Rachmatuzakiyah selama masa kepemimpinannya.
“Kami dari Himpunan Mahasiswa Serang akan terus menjadi mitra kritis bagi Pemkab Serang,” ujarnya.
Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah
Ia mengakui pengangguran dan rendahnya tingkat kebahagiaan warga Serang masih menjadi persoalan utama.
“Kami punya visi besar untuk mewujudkan Kabupaten Serang yang bahagia. Soal pengangguran, kami akan menggandeng dunia industri dan memastikan rekrutmen tenaga kerja dilakukan secara bersih, tanpa pungli,” ujar Zakiyah.
Ia juga berpesan kepada para mahasiswa dan masyarakat untuk tetap kritis mengawal pemerintahan yang dipimpinnya.
Zakiyah dan Nazib memasuki panggung kekuasaan di Kabupaten Serang dengan ekspektasi besar. Mereka bukan hanya dituntut untuk melanjutkan pembangunan, tapi juga mengoreksi ketimpangan dan menata ulang sistem yang selama ini stagnan.
Keberhasilan mereka tidak cukup diukur dari pembangunan jalan atau gedung, tetapi dari seberapa dalam mereka menyentuh kebutuhan warga yang tak terdengar: petani, nelayan, buruh informal, dan pelajar di kampung-kampung.
Pilkada sudah selesai, pesta usai. Kini saatnya bekerja. Bagi Zakiyah dan Nazib, tantangan sebenarnya baru dimulai — karena janji politik hanya bermakna jika benar-benar ditunaikan dalam kehidupan nyata rakyat Serang.
Penulis: Rasyid
Editor: Tim Redaksi