Beranda Bisnis Digempur Pandemi Covid-19, Industri Pengolahan di Banten Masih Tetap Tumbuh

Digempur Pandemi Covid-19, Industri Pengolahan di Banten Masih Tetap Tumbuh

Ilustrasi - foto istimewa IDN Times

SERANG – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Erwin Suriadimadja mengungkapkan, industri pengolahan di Provinsi Banten masih tumbuh 0,37 persen meski digempur pandemi Covid-19.

Sehingga perlu didorong karena untuk Banten industri pengolahan memberikan kontribusi yang besar.

Untuk mendorong pemulihan ekonomi Bank Indonesia menyarankan agar memperhatikan indikator makro dengan mendorong konsumsi rumah tangga melalui kebijakan bantuan sosial (Bansos) dan stimulus lainnya.

“Termasuk pula kebijakan yang mendorong transaksk non-tunai dan digitalisasi yang mempercepat penerimaan daerah,” ujarnya, Sabtu (18/7/2020).

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Adhi Wiriana mengungkapkan telah terjadi penurunan mobilitas penduduk sejak 15 Maret 2020.

Dikatakan, masyakat lebih taat kepada kebijakan pemerintah daerah. Namun berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat miskin. UMKM sebagai katup pengaman perekomian ikut terdampak sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami konstraksi.

“Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat karena daya beli masyarakat relatif rendah. Meski inflasi relatif terjaga di 3,5 persen,” ungkapnya.

Pertanian dan perikanan, lanjut Adhi, menjadi sektor yang masih produktif. Serta perlunya penguatan UMKM.

Sementara itu Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Banten Muhammad Masykur mengungkapkan untuk wilayah Banten, BPKP telah memberikan pendampingan dan konsultasi dalam proses pemanfaatan anggaran daerah.

Menurutnya ada kelonggaran untuk pengadaan barang dan jasa. Misalnya, dari sisi kewajaran harga, rekanan sendiri yang harus membuktikannya.

Ditambahkan bahwa dari sisi perencanaan, antisipasinya terlalu tinggi, sehingga realisasi dari refocusing masih rendah, termasuk Banten.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini