, yang terimbas penataan pasar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, hingga kini belum jelas.){kind=link}
SERANG – Polemik rencana revitalisasi Pasar Induk Rau kembali tanpa kepastian. Dialog yang dijadwalkan antara pedagang dengan Walikota Serang, Budi Rustandi, pada Selasa (23/9/2025), pukul 10.00 WIB, batal terlaksana karena orang nomor satu di Kota Serang itu berhalangan hadir.
Budi Rustandi diketahui masih menghadiri agenda bersama Gubernur Banten di Kecamatan Kasemen. Pertemuan dengan pedagang pun ditunda hingga pukul 13.00 WIB.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
Namun, mayoritas pedagang memilih meninggalkan lokasi lantaran harus kembali berjualan dan menghadiri agenda lain.
Padahal, momen ini sudah lama dinantikan para pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Induk Rau (Himpas). Mereka berharap ada kepastian dari pemerintah terkait rencana penataan pasar yang belakangan menuai pro dan kontra.
Wakil Ketua Himpas, Ferry Chaniago mengungkapkan, kekecewaan atas batalnya pertemuan.
“Pedagang datang karena diundang resmi Pemkot untuk dialog dua arah. Harapannya, ada jalan tengah supaya pedagang tidak merasa dirugikan,” kata Ferry.
Ia menegaskan, pedagang pada prinsipnya tidak menolak penataan. Hanya saja, mereka menolak opsi pembongkaran total.
“Rau itu tidak boleh dibongkar, tapi direnovasi iya. Bagaimana caranya ditata kembali agar indah dan bersih, cukup renovasi. Itu kesepakatan tiga perkumpulan pedagang,” jelasnya.
Menurut Ferry, banyak pedagang rela meninggalkan toko dan usahanya demi hadir, namun justru pulang dengan tangan kosong.
“Kecewa berat. Harusnya pertemuan berjalan sesuai rencana, tapi ternyata tidak jadi. Pedagang sampai meninggalkan usaha mereka, tapi tidak ada hasil,” ujarnya.
Menurutnya ribuan pedagang Pasar Rau masih menunggu kepastian dari Pemkot Serang. Mereka berharap dialog bisa segera dijadwalkan ulang agar nasib mereka tidak terus menggantung.
“Untuk hari ini kami kecewa. Tapi mudah-mudahan Pemkot bisa segera memberi kejelasan,” ujarnya.
Penulis : Ade Faturohman
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd