Beranda Pemerintahan Cinangka Serang Jadi Lokasi Pengembangan Bioteknologi Mikroba

Cinangka Serang Jadi Lokasi Pengembangan Bioteknologi Mikroba

Pusat Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google yang ada di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Pusat Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google yang ada di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.

Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar bersama dengan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia Andi Widjajanto dan Wakapolda Banten Brigjen Sabilul Alif mengunjungi Pusat Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google yang ada di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumat (10/3/2023).

Dalam kesempatan itu, Al Muktabar bersama Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto berserta rombongan meninjau langsung dan turut memanen padi tersebut.

Tidak hanya itu, Al Muktabar juga mencicipi langsung hasil padi yang di kembangkan oleh Pusat Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google.

“Tadi banyak hal yang kita diskusikan terkait sektor pertanian, kita mendukung dan terus mendorong inovasi-inovasi yang dilakukan pada sektor pertanian,” ungkap Al Muktabar di sela-sela kunjungannya.

Selain padi, Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google mengembangkan bioteknologi bidang kedelai.

Al Muktabar juga mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi Banten juga tengah berkonsentrasi pada sektor pertanian sebagai upaya menjaga dan mewujudkan ketahanan pangan kedepannya.

Sementara, Peneliti Pusat Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Bioteknologi Mikroba Google Prof Ali Zum Mashar mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa pengembangan, di antaranya untuk tanaman padi dipercepat waktunya hingga panen, sehingga dapat dilakukan empat kali panen dalam setahun.

“Kalau Indonesia bisa menerapkan terobosan seperti ini, maka tidak dalam waktu lama sebelum 2030 Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia. Karena dengan memanfaatkan lahan yang ada sekitar 8 juta hektar saja kita sudah dapat surplus,” ugkapnya.

Selain itu, ia menuturkan pihaknya telah memiliki teknologi dibidang kedelai, dimana dari pengembangan dengan bioteknologi yang dilakukannya dapat meningkatkan jumlah hasil panen. Bahkan tinggi pohon kedelai dapat mencapai 3 meter.

“Yang ditanam itu hasilnya bisa 6,4 ton per-hektar. Sedangkan rata-rata di Indonesia kedelai masih 1,3-1,5 (ton, red), ini kalau diterapkan dengan serius dan teknologi serta SOP ini maka Indonesia bisa mengurangi dan menutup impor, karena Indonesia bisa produksi sendiri,” tandasnya. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini