Beranda Bisnis CFLD Kembangkan Kawasan Industri Strategis

CFLD Kembangkan Kawasan Industri Strategis

CFLD Kembangkan Kawasan Industri Strategis

SERANG – Pada perhelatan Segye ASEAN Forum 2020 hari ini, CFLD Indonesia yang merupakan bagian dari CFLD, perusahaan pengembang kelas dunia yang bekerja dari hulu ke hilir dari perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian kota industri berskala besar turut menunjukkan dukungannya akan hubungan kemitraan antara industri manufaktur Indonesia dan Korea.

Segye ASEAN Forum 2020 yang merupakan rangkaian acara forum Kemitraan Industri Manufaktur Indonesia dan Korea dilaksanakan hari ini, 27 Oktober 2020 secara virtual dan dihadiri lebih dari 500 eksekutif dari perusahaan manufaktur ternama di Korea. Dalam kesempatan ini, CFLD turut berpartisipasi sebagai pembicara yang membahas lebih lanjut mengenai perkembangan infrastruktur di Jabodetabek dan peran Jakarta sebagai pusat ekonomi.

 

Acara yang diselenggarakan oleh Segye Ilbo, salah satu media utama di Korea ini bertujuan untuk memberikan pelaku bisnis wawasan akan kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Korea, serta berdiskusi mengenai rencana pembangunan nasional Indonesia yang berhubungan dengan bisnis dari Korea termasuk ibu kota baru dan pembangunan infrastruktur utama di Jabodetabek, dimana acara ini turut menghadirkan Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian RI dan Suharso Monoarfa selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, serta Sung Yun-mo selaku Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MOTIE) Republik Korea dan Kim Hyun-mee selaku Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi (MOLIT) Republik Korea.

 

“Melalui Segye ASEAN Forum 2020 ini, kami berharap dapat menyediakan wadah bagi praktisi dan investor pembangunan serta pelaku bisnis untuk dapat bertukar gagasan. Berbagai materi pembahasan dari para ahli dan praktisi yang mengangkat penelitian, wawasan, praktik cerdas, pembelajaran, serta pengalaman yang relevan bagi Indonesia. Melalui berbagai sesi interaktif, forum ini diharapkan dapat memberikan pemikiran dan pendekatan baru dalam menghadapi berbagai tantangan bisnis, investasi, dan pembangunan infrastruktur utama di Indonesia. Selain itu, kami juga berharap dapat membangun kemitraan industri manufaktur Indonesia dan Korea dan landasan investasi bisnis menjadi lebih kokoh.” ujar perwakilan dari Segye Ilbo, Kamis (29/10/2020).

 

Dalam sesi pembahasan interaktif, CFLD menjabarkan data investasi langsung oleh Korea Selatan di Indonesia yang menempati posisi ke-5 sejak tahun 2017 hingga tahun 2020 kuartal ke-2, dimana 60 persen dari investasi ini terletak di Jabodetabek. Investasi tersebut meliputi berbagai sektor industri, dengan lima teratas pada industri peralatan elektronik dan peralatan kesehatan sebanyak 29 persen, diikuti dengan industri tekstil, farmasi, listrik, dan metal. Investasi Korea Selatan tersebut juga berpengaruh pada percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia, terutama pada bidang kesehatan.

 

“Keterlibatan perusahaan farmasi dari Indonesia dan Korea Selatan dalam pengembangan vaksin COVID-19 menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Kami berharap tidak hanya dapat membantu kedua negara dalam memerangi COVID tetapi juga menciptakan kerjasama yang lebih kuat di masa depan. Salah satu dukungan pemerintah Indonesia yang telah diberikan agar dunia usaha tetap dapat beroperasi di tengah pandemi adalah dengan dikeluarkannya Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri (IOMKI) di awal tahun kuartal kedua tahun 2020,”

“Kebijakan IOMKI selama beberapa bulan terakhir telah membantu perekonomian Indonesia untuk menahan pelemahan yang tak terhindarkan akibat pandemi dan menghasilkan dan kebangkitan dan titik balik. Kebijakan ini akan memastikan industri manufaktur menjadi kompetitif di tengah pandemi COVID-19.” kata Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian RI. Selain itu, lebih dari 60 ribu ekspatriat asal Korea Selatan tinggal dan bekerja di Indonesia, menjadikannya salah satu komunitas asing terbesar di Indonesia.

 

Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI mengatakan Pandemi telah menjadi tantangan besar bagi semua bangsa termasuk negara yang menekankan pentingnya kerjasama dan solidaritas internasional untuk mengatasi dampaknya pada semua sektor.

“Kita semua mungkin setuju bahwa kerjasama dan kemitraan akan menjadi bukti paling efektif pada saat dibutuhkan. Karena itu, kami merekomendasikan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kerjasama kita di masa mendatang, khususnya dalam kerjasama investasi,” katanya.

 

Indonesia adalah negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan PDB yang menduduki posisi tiga teratas pada tahun 2016-2018 di antara negara-negara G20, itulah sebabnya banyak investor menganggap Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar. Peraturan investasi di Indonesia yang telah beralih ke lisensi tanpa kertas menjadi lebih mudah dengan BKPM-Online Single Submission.

Selain itu, terdapat Insentif Fiskal untuk mendorong industri manufaktur, meningkatkan investasi dan kemajuan ekonomi serta tarif rendah untuk industri gas. Ditambah dengan diberlakukannya Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja di Indonesia yang semakin memperluas peluang untuk berinvestasi di Indonesia.

 

Indonesia juga telah mempersiapkan beberapa langkah untuk pemulihan ekonomi pascapandemi. “Pengaktifan kembali mesin perekonomian diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan dan menggerakkan usaha terkait lainnya, dan tujuh strategi yang telah kami siapkan, antara lain Percepatan Investasi, Pemulihan Industri dan Perdagangan, Pendalaman Sektor Keuangan, Penguatan Sistem Kesehatan Nasional, Perluasan Program Perlindungan Sosial, Pengembangan Infrastruktur, dan Pembangunan Sumber Daya Manusia.” tambah Suharso Monoarfa.

 

Salah satu proyek yang dikembangkan oleh CFLD, Karawang New Industry City (KNIC) berlokasi di Karawang terhubung dengan Jabodetabek dengan pembangunan 7 (tujuh) infrastruktur strategis nasional utama yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia. “Banyak sekali minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia khususnya di area sekitar Jakarta. Kami sangat optimis dengan proyek kami di Karawang karena daerah tersebut sudah berkembang sebagai sentra manufaktur di Indonesia. Nantinya, Karawang New Industry City (KNIC) akan menjadi tempat terbaik untuk berinvestasi, dilengkapi dengan infrastruktur kelas dunia seperti gardu listrik, pabrik pengolahan air limbah, pabrik pengolahan air untuk penyediaan air bersih, dan infrastruktur lainnya yang akan membantu pertumbuhan bisnis Anda di Indonesia. ” kata perwakilan dari CFLD.

 

Infrastruktur utama yang sedang dalam proses pengerjaan adalah pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan 2; pembangunan Jalan Lingkar Luar Jakarta; pembangunan stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang salah satu stasiunnya berada di Stasiun Karawang yang berdekatan dengan KNIC. Infrastruktur selanjutnya adalah MRT fase 2, LRT fase 1, dan Commuter Line yang akan memperpanjang rutenya ke Karawang; kemudian Pelabuhan Dalam Patimban di Subang, Jawa Barat; dan dua infrastruktur lainnya yang sudah beroperasi adalah Tol Trans-Jawa yang beroperasi sejak akhir 2018 dan Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat yang telah dibuka sejak Juli 2019.

 

Kontribusi industri merupakan salah satu faktor terpenting penggerak sektor industri manufaktur. Dengan berkembangnya kawasan industri di kawasan sekitar pusat perekonomian diharapkan berdampak positif bagi perekonomian, meningkatkan produktivitas industri, dan menarik lebih banyak investor asing ke Indonesia.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini