Beranda Kesehatan Cegah Penularan Covid-19 untuk Kurangi Beban Faskes

Cegah Penularan Covid-19 untuk Kurangi Beban Faskes

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

JAKARTA – Perkembangan terkini pada kasus positif Covid-19 per 28 Januari bertambah sebanyak 13.695 kasus dengan jumlah kasus aktif 166.540 kasus atau persentasenya 16% dibandingkan rata-rata dunia 25,53%. Jumlah kesembuhan sebanyak 842.122 kasus atau 81% dibandingkan rata-rata dunia 72,30%. Pada kasus meninggal sebanyak 29.331 kasus atau 2,8% dibandingkan rata-rata dunia 2,15%.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menekankan pada jumlah kasus aktif, dimana angka itu mewakili masyarakat yang masih membutuhkan perawatan medis yang maksimal untuk mencapai kesembuhan. Namun, nyatanya ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan  yang ada saat ini sekitar 81 ribu.

“Atau (tempat tidur) hanya setengah dari kasus yang ada. Ditambah lagi, jumlah tenaga kesehatan yang terbatas,” jelasnya memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (28/1/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Pemerintah telah berupaya maksimal menambah tempat tidur dan tenaga kesehatan. Tetapi hal penting kata Wiku, ialah sebanyak apapun tempat tidur dan tenaga kesehatan yang ditambah, tidak akan cukup menangani kasus Covid-19 jika angkanya terus bertambah. Satu-satunya cara menekan pertambahan kasus aktif ialah dengan menerapkan protokol kesehatan agar penularan dapat dicegah.

“Protokol kesehatan tidak hanya menyelamatkan nyawa, namun dapat membantu kita untuk bisa beraktivitas produktif dan aman di tengah pandemi,” pesan Wiku.

Disamping itu perkembangan penanganan Covid-19 mingguan per 24 Januari 2021, pada perkembangan kasus positif terjadi kenaikan kasus sebesar 1,8% dibandingkan minggu sebelumnya. Angka ini menurun drastis dibandingkan minggu sebelumnya kenaikan sebesar 27,5%. Minggu ini 5 provinsi teratas dengan kenaikan kasus tertinggi yakni DKI Jakarta naik 1.207 (21.243 vs 22.450), Jawa Tengah naik 920 (11.189 vs 12.109), DI Yogyakarta naik 482 (2.004 vs 2.486), Nusa Tenggara Timur naik 445 (518 vs 964) dan Banten naik 440 (1.597 vs 2.037).

Pada perkembangan kasus kematian, minggu ini menurun 3,0% dibandingkan Minggu sebelumnnya. Dan 5 provinsi teratas kenaikan tertinggi minggu ini tidak lagi didominasi provinsi-provinsi Pulau Jawa, karena 3 dari 5 provinsi berasal dari luar Jawa.

Kelima provinsi dengan kenaikan kematian di Jawa Timur naik 44 (448 vs 492), Jawa Barat naik 42 (128 vs 170), Riau naik 15 (18 vs 33), Nusa Tenggara Barat naik 4 (0 vs 4) dan Gorontalo naik 4 (0 vs 4). Persentase meninggal tertinggi di Jawa Timur (6,95%), Lampung (5,25%), Sumatera Selatan (4,79%), Aceh (4,12%) dan Jawa Tengah (3,93%).

Lalu, pada perkembangan kesembuhan mingguan, terjadi kenaikan sebesar 12,4%. Ada 5 provinsi teratas kenaikan kesembuhan tertinggi yaitu DKI Jakarta naik 2.398 (17.232 vs 19.630), Jawa Barat naik 2.051 (9.266 vs 11.317), Jawa Timur naik 683 (5.344 vs 6.027), Sulawesi Selatan naik 377 (3.668 vs 4.045) dan Kalimantan Timur naik 268 (2.165 vs 2.433).  Persentase tertinggi di Gorontalo (93,46%), Riau (92,47%), Bengkulu (91,12%), Papua Barat (89,79%) dan Kalimantan Barat (89,32%).

Wiku mengatakan perkembangan minggu ini tergolong baik. Karena peningkatan angka kesembuhan ini melengkapi perkembangan penambahan kasus positif yang mengalami penurunan persentase dan angka kematian yang turun dibandingkan minggu sebelumnya.

“Namun, selalu saya ingatkan kita tidak boleh berpuas diri terhadap tren peningkatan kasus kesembuhan yang terus meningkat selama 7 Minggu berturut-turut. Hal ini harus menjadi motivasi kita bersama meningkatkan kesembuhan lebih tinggi lagi,” ujarnya. (Red/SG)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini