LEBAK – Dalam rangka memberantas paham intoleransi dan radikalisme, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak menggelar dialog kebangsaan dengan tema “Mempersempit Ruang Gerak Ekstrimisme, Terorisme dan Paham Radikalisme di Kabupaten Lebak”. Acara digelar di Cafe Cak Alief, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (14/12/2022).
Wakil Ketua Umum MUI Lebak, KH Aom Muhtadi mengatakan berdasarkan informasi dari Polda Banten, paham-paham radikalisme dan intoleransi sudah mulai dimasuki ke sejumlah lembaga pendidikan di Lebak.
“Nah untuk memberantas hal tersebut, perlu kerjasama dari semua elemen masyarakat, jangan sampai paham radikalisme muncul di Lebak,” kata Aom Muhtadi saat ditemui disela-sela acara, Rabu (14/12/2022).
Ia menjelaskan, jika paham radikalisme tersebut adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan dengan cara kekerasan.
“Radikalisme itu berbanding terbalik dengan nilai-nilai yang ada, ciri-cirinya adalah mereka intoleran atau tidak memiliki toleransi pada golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan kegiatan dialog kebangsaan ini berharap agar umat muslim di Indonesia dapat terus menjaga kerukunan dan kedamaian antar sesama manusia dengan beragam perbedaan yang ada.
“Untuk itu, kami mengundang seluruh ormas Islam, pemuda, ormas agama lain, dan seluruh pihak terkait guna menangkal paham yang merusak generasi muda, dan bangsa,” ucapnya. (San/Red)
