Beranda Uncategorized Cari Kerja di Tangerang Raya Sulit, Caleg PKB Ini Sebut BLK Kurang...

Cari Kerja di Tangerang Raya Sulit, Caleg PKB Ini Sebut BLK Kurang Banyak

Caleg DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil Banten 3 Witjaksono Abadiman

TANGSEL – Susahnya mencari pekerjaan menjadi salah satu permasalahan yang mengakar di Tangerang Raya. Hal itu dikatakan Caleg DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil Banten 3 Witjaksono Abadiman dalam keterangan pers di Phos Photo & Coffee, Jalan Alam Sutera Boulevard, Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Jum’at (5/4/2019).

Witjcaksono mengutarakan, selama dirinya mendatangi dan memantau masyarakat Tangerang Raya dari mulai Kabupaten, Kota, sampai Kota Tangerang Selatan, keluhan dari masyarakat kebanyakan masalah sulitnya mencari pekerjaan, padahal secara pendidikan masyarakat sudah mumpuni.

“Masalah pekerjaan ini sangat mengganggu sebetulnya, karena Provinsi Banten terutama di Tangerang tingkat penganggurannya termasuk tinggi secara nasional. Dengan begitu program yang kami rancang ini apabila saya dilantik menjadi anggota DPR RI tujuannya untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat agar selain mempunyai ijazah, masyarakat juga mempunyai sertifikat keterampilan,” katanya.

Pria lulusan Manajemen Bisnis dan Keuangan dari salah satu Universitas di California tersebut menegaskan, dirinya akan memperjuangkan masyarakat untuk dapat mengikuti pelatihan baik dari pendanaan APBD, APBN, maupun bekerja sama dengan Pemda agar mendapatkan pelatihan yang bersertifikat.

“Pelatihan yang bersertifikat ini artinya adalah ditambahnya balai latihan kerja (BLK) yang sekarang sudah ada namun jumlahnya masih kurang dan mutunya sangat perlu ditingkatkan. Selanjutnya pemberian sertifikat itu diberikan kepada yang sudah menjalani pelatihan selama satu tahun setengah dan sertifikasinya dari perusahaan-perusahaan yang memiliki standarisasi khusus,” ungkapnya.

Witjcaksono melanjutkan, dirinya pernah berbicara dengan beberapa prngusaha di Tangerang, dimana pengusaha tersebut, kata dia, sangat membutuhkan sekali tenaga kerja namun yang bersertifikat.

“Contoh di Tangsel ini banyak sekali pengembang, misalnya BSD. Nah, orang dari BSD ini kadang membutuhkan tukang kayu tapi mereka tidak mau yang asal-asalan. Oleh karenannya mereka sering memanggil tukang kayu yang dari Jawa Tengah. Dengan begitu kan jadi gak efisien, ongkos jadi mahal, pengerjaan pun mahal, sedang masyarakat pribumi sendirinya pun tidak mempunyai sertifikat keahlian, jadi susah. Nah, ini lah yang saya soroti, yaitu masalah memperbanyak Balai Latihan Kerja,” pungkasnya. (Tra/Ihya/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News