Beranda Gaya Hidup Cara Perempuan Kekinian Menyeimbangkan Karier dan Keluarga

Cara Perempuan Kekinian Menyeimbangkan Karier dan Keluarga

Ilustrasi - foto istimewa IDN Times

Era kini banyak perempuan modern yang tetap mempertahankan kariernya walau sudah berkeluarga dan menjadi ibu. Tidak mudah memang menjalani peran ganda, tapi itu bukan hal yang mustahil.

Menjadi ibu yang bekerja penuh waktu dapat menyebabkan perasaan bersalah dan stres, lantaran perhatiannya terbagi antara pekerjaan dan keluarga.

Namun, kuncinya adalah fokus pada rencana, terorganisir, dan menemukan keseimbangan yang tepat antara karier dan tugas sebagai orangtua.

Berikut 10 cara untuk membantu memastikan karir dan keluarga berkembang seperti dikutip dari kompas.com.

1. Hilangkan perasaan bersalah

Daripada terus merasa bersalah karena tidak bisa bersama anak, lebih baik pikirkan tentang peran di perusahaan yang dapat menguntungkan keluarga.

Misalnya saja menyekolahkan anak di sekolah terbaik hingga menyisihkan uang untuk tabungan kuliah.

“Banyak perempuan karier sukses dengan menemukan menyeimbangkan keduanya (pekerjaan dan keluarga)—dan itu membutuhkan kemampuan untuk mencapai pilihan, termasuk fokus pada prioritas yang ada saat ini,” kata Lisa Pierson Weinberger, seorang pengacara dan pendiri law practice Mom, Esq.

Terimalah bahwa akan ada hari-hari yang baik dan buruk. Namun, ibu harus tahu, bahwa mereka tidak sendirian dan bebas mendiskusikan perasaan dengan suami atau sahabat.

2. Sistem pendukung

Tidak semua tugas rumah tangga harus dipegang oleh ibu. Bicarakan dengan pasangan tentang pembagian peran, kemudian cek lagi mana yang bisa didelegasikan pada asisten rumah tangga.

Seringkali sumber stres utama para ibu adalah keinginan untuk mengendalikan semuanya sendiri.

3. Buat pagi lebih mudah

Biasakan untuk mengatur rutinitas pagi saat malam sebelumnya.

Mulai dari menyiapkan bahan sarapan, pakaian anak-anak sekolah, serta ingatkan semua orang untuk mandi pagi tanpa harus disuruh.

“Kamu juga harus memutuskan apa yang harus dibuat untuk sarapan, menyiapkan ransel, dompet hingga tas kerja di dekat pintu—tepat di samping kunci, sehingga dapat dengan mudah diambil ketika keluar,” saran pendiri Urban Clarity, Amanda Wiss.

4. Buat dan atur kalender keluarga

Kalender dapat mencakup tanggal kapan jatuh tempo tagihan, daftar tugas rumah anak-anak, daftar acara sekolah dan keluarga, kegiatan ekstrakurikuler, ulang tahun, dan banyak lagi.

Wiss menyarankan menggunakan kalender Google, yang dapat dengan mudah dibagikan dan disinkronkan pada ponsel cerdas.

Sisihkan 15 menit setiap hari Minggu untuk meninjau dan mempersiapkan jadwal minggu depan.  Hal ini membantu menghilangkan “kejutan” selama seminggu.

Bagi kalender dengan suami atau pengasuh anak, sehingga setiap orang up date pada kegiatan.

5. Berkomunikasi dengan atasan

Kantor yang bersikap fleksibel pada ibu bekerja adalah sebuah keuntungan besar. Jika kamu belum beruntung memiliki kantor yang seperti itu, coba komunikasikan dengan atasan secara profesional bila terpaksa harus meninggalkan kantor. Misalnya, negosiasi bahwa walau di rumah tapi semua tugas akan tetap dikerjakan.

6. Tetap terhubung sepanjang hari

Tetap terhubung dengan anak-anak, bahkan ketika tidak bersama. Untuk ibu dengan anak-anak yang lebih muda, pertimbangkan untuk merekam sendiri berbicara atau bernyanyi di video atau rekam suara membaca buku anak-anak.

Jika kamu akan melewatkan atau terlambat menghadiri acara anak yang sudah beranjak remaja, berikan sesuatu yang istimewa di pagi hari, seperti catatan yang ditulis tangan.

Selama istirahat di tempat kerja, hubungi anak; mendengarnya dapat membantu melewati hari yang berat, dan dia akan terhibur mengetahui kabar dari kamu.

7. Batasi gangguan dan hal-hal yang membuang waktu

Jadilah disiplin dan tetapkan batas waktu ketika memeriksa email atau melakukan panggilan telepon. Selama di rumah memaksimalkan waktu dengan buah hati dengan tidak memegang gadget.

Tentu saja kita tetap ingin memiliki hubungan baik dengan rekan kerja, namun tetapkan waktu secara efisien. Beberapa hal yang bisa mengganggu dan buang-buang waktu adalah makan siang terlalu lama hingga bergosip dengan rekan kerja sehingga terpaksa harus lembur untuk menyelesaikan tugas.

8. Buat kegiatan khusus dengan keluarga

Jika kamu hanya memiliki waktu sedikit, sarapan atau makan malam dengan keluarga bisa menjadi alternatif untuk berbagi kabar.

“Buat kegiatan yang secara teratur sesuai dengan jadwal, sehingga semua orang tahu apa yang diharapkan,” saran Wiss.

Ketika kamu memiliki acara keluarga, hindari berbicara tentang pekerjaan atau memeriksa telepon. Sebaliknya, fokuslah pada minat anak-anak seperti teman, kelas, dan hobi.

Dengan anak yang sudah beranjak remaja, mintalah saran kegiatan dari mereka dan cobalah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

9. Habiskan waktu dengan pasangan

Jangan lupa untuk memelihara hubungan dengan pasangan yang akan sering menjadi orang nomor satu saat dibutuhkan.

Bila kamu dan pasangan sering berangkat atau pulang kerja bersama, manfaatkan untuk saling bercerita. Agendakan waktu kencan seminggu sekali hanya berdua untuk memelihara api cinta seperti ketika baru menikah.

10. Manjakan diri sendiri

Saat mengatur waktu secara bijak, kamu dapat memasukkan me time. Istirahat yang menyegarkan akan membantu kamu mengisi ulang sambil mengurus kebutuhan pribadi.

Kita tidak bisa menjadi pasangan atau orangtua yang efektif jika sakit-sakitan dan stres, jadi luangkan waktu untuk merawat diri sendiri agar merasa rileks dan efektif. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini