PANDEGLANG – Bupati Pandeglang Irna Narulita mengaku tertarik untuk menerapkan mitigasi bencana dalam kurikulum pembelajaran siswa. Hal itu dinilai perlu dilakukan, supaya para pelajar memahami mengenai kebencanaan.
Namun dirinya mengakui bahwa itu bukan perkara mudah, karena harus melalui kajian dan pembahasan panjang untuk merealisasikan mitigasi bencana dalam kurikulum.
“Rasanya kita masukkan dulu di ekstra, kalau sampai kurikulum pembahasannya panjang. Bisa nanti diselipkan dalam kegiatan Pramuka,” katanya, Sabtu (29/6/2019).
Bupati berharap, kurikulum mitigasi bencana ini bisa menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Mengingat Indonesia berada di jalur cincin api sehingga rawan dilanda bencana, terutama wilayah Pandeglang yang memiliki banyak potensi bencana.
“Sebetulnya itu perlu seperti di Jepang, di sana simulasi bencana dilakukan tiap bulan. Tetapi kita harus koordinasi dengan pusat dan Pemprov. Karena daerah seperti kami, bahkan di ratusan daerah lain juga tinggal di pesisir, itu harus dilatih,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang Olis Solihin mengamini usulan bupati. Olis memandang mitigasi bencana begitu penting dipelajari oleh anak didik sejak dini.
Menurut Olis, selama ini Basarnas maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kerap memberi pembekalan soal mitigasi bencana, khususnya pasca peristiwa tsunami lalu.
Ke depannya lanjut Olis, pihaknya akan membuka ruang koordinasi dengan pihak terkait untuk memasukkan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan.
“Ini (mitigasoli bencana) sangat penting, bahkan kalau bisa diterapkan sejak SD agar mereka tahu sejak dini. Akan tetapi hal itu dirasa belum cukup, apalagi pembekalan itu tidak mencakup semua jenis bencana. Terlebih pembekalan hanya dilakukan di daerah terdampak bencana,” imbuhnya. (Med/Red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
