Beranda Peristiwa BPOM Temukan Bahan Berbahaya pada Makanan di Pasar Badak Pandeglang

BPOM Temukan Bahan Berbahaya pada Makanan di Pasar Badak Pandeglang

Pegawai BPOM memeriksa sampel makanan di Pasar Badak Pandeglang. (Memed/bantennews)

PANDEGLANG – Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Banten menemukan beberapa makanan yang diduga mengandung Rhodamin B dan Formalin yang dijual oleh pedagang di Pasar Badak Pandeglang.

Kepala Bidang Pemeriksaan BPOM Banten Faizal Mustofa Kamil mengungkapkan, dari 26 sampling makan yang dilakukan uji tes ada 6 produk makanan diduga mengandung bahan berbahaya, 6 produk tersebut seperti mie basah, tahu, cincau dan terasi dari 3 merek berbeda.

“Dari 26 yang kami sampling ada 6 yang positif, 3 itu terasi yang diduga positif mengandung Rhodamin B atau pewarna yang dilarang, terus 3 lagi positif formalin kaya tahu, cincau dan mie basah dari hasil test kit tapi kami masih menunggu konfirmasi dari uji lab, mungkin perlu 2-3 hari ke depan,” ungkapnya, Selasa (7/5/2019).

Kata Faizal, barang-barang yang diduga mengandung bahan berbahaya tadi selanjutnya diamankan oleh petugas hingga hasil uji laboratorium keluar. Selain mengamankan barang dagang ia juga mengaku akan melakukan pembinaan kepada para pedagang tentang bahayanya kedua zat tadi.

“Jadi ini akan kami lanjutkan uji lab untuk produknya, sementara barang-barang pedagang (yang diduga mengandung bahan berbahaya-red) sudah kami amankan nunggu hasil uji lab. Pedagang kami lakukan pembinaan dan kami juga telusuri ke produsennya kalau memang ini positif,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Daerah Pandeglang, Ferry Hasanudin mengaku akan menindak tegas produsen yang menyuplai produk berbahaya itu.

“Tadi ada terasi, tahu, cincau dan mie basah, ternyata setelah diuji itu diduga positif, tindakan kami itu diamankan dan saya berpesan kepada pedagang agar mereka (produsen/distributor) tidak boleh menjual lagi ke pedagang,” tegasnya. (Med/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini