SERANG – Musim kemarau kembali mendekati wilayah Provinsi Banten, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten telah mengambil langkah-langkah penting untuk mengantisipasi potensi dampak yang dapat terjadi akibat cuaca kering dan kekurangan air.
Kepala BPBD Banten, Nana Suryana, menjelaskan upaya yang dilakukan oleh lembaga tersebut dalam menghadapi musim kemarau yang melanda Banten.
“BPBD Provinsi Banten telah mempersiapkan diri secara matang dalam menghadapi musim kemarau yang diperkirakan akan berdampak pada ketersediaan air dan peningkatan risiko kebakaran lahan. Kami telah melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk Pemerintah Daerah, petugas pemadam kebakaran, dan komunitas setempat, guna memastikan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana yang efektif.”
Salah satu langkah awal yang telah diambil oleh BPBD Banten adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko kebakaran lahan serta pentingnya pengelolaan sumber daya air. Nana Suryana menjelaskan bahwa BPBD Banten telah melaksanakan program edukasi dan sosialisasi di berbagai tingkatan masyarakat, mulai dari desa hingga kota. Melalui program ini, masyarakat diberikan pengetahuan tentang cara mencegah kebakaran, mengelola air secara bijak, dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
Selain itu, BPBD Provinsi Banten telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap infrastruktur penanggulangan bencana yang ada di wilayah tersebut. Nana Suryana mengungkapkan, “Kami terus memperbaiki infrastruktur yang ada, seperti posko penanggulangan bencana dan sarana pendukungnya. Kami juga telah menyiapkan peralatan pemadam kebakaran yang memadai dan memastikan personel BPBD dan relawan dilatih dengan baik dalam menghadapi situasi darurat.”
Dalam rangka mengatasi kekurangan pasokan air di beberapa wilayah yang rawan kekeringan, BPBD Banten juga telah merencanakan dan mengimplementasikan program pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Nana Suryana menjelaskan bahwa upaya tersebut meliputi pembangunan sarana penyimpanan air, penggalian sumur, dan penggunaan teknologi irigasi yang efisien. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengatasi keterbatasan air selama musim kemarau. “Musim kemarau adalah saat-saat yang menantang bagi kita semua,” ujarnya.
Nana Suryana melanjutkan, “Namun, dengan kesiapan dan kerja sama semua pihak, kita dapat menghadapinya dengan baik. Saya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana dan mengikuti petunjuk serta imbauan yang diberikan oleh BPBD dan instansi terkait. Jaga kebersihan lingkungan, hindari pembakaran terbuka, dan gunakan air secara bijak. Jangan ragu untuk melaporkan jika ada kondisi yang berpotensi menjadi bencana agar kami dapat segera merespons dan memberikan bantuan yang diperlukan.”
Nana Suryana juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana. “Bencana tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan keselamatan wilayah kita. BPBD Banten siap mendukung dan bekerja sama dengan masyarakat dalam menghadapi musim kemarau ini,” katanya.
Selain itu, Nana Suryana juga mengungkapkan bahwa BPBD Banten terus meningkatkan kapasitas dan keahlian timnya dalam menghadapi bencana. Mereka mengikuti pelatihan, mengikuti perkembangan teknologi, dan terus melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah penanggulangan yang telah dilakukan.
Nana Suryana, menggarisbawahi pentingnya persiapan dan koordinasi dalam menghadapi musim kemarau yang dapat meningkatkan risiko bencana. Dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh BPBD Provinsi Banten, diharapkan masyarakat dapat menghadapi musim kemarau dengan lebih siap dan meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi. (ADV)