PANDEGLANG – Kabupaten Pandeglang menjadi daerah terparah yang terkena dampak tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban terbanyak berasal dari wilayah Pandeglang dengan korban meninggal dunia sebanyak 292 orang, 3.976 orang luka-luka, 8 orang hilang, dan 33.136 orang mengungsi.
“Jumlah korban dan dampak bencana paling banyak terjadi di Pandeglang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Minggu (30/12/2018).
Wilayah kedua terparah ialah Lampung Selatan. Sutopo menyebutkan, sebanyak 116 orang meninggal dunia, 2.976 orang luka-luka, 7 orang hilang, dan 7.880 orang mengungsi.
Kemudian Kabupaten Serang, tercatat 21 orang meninggal dunia, 247 orang luka-luka, dan 4.399 orang mengungsi. Di Pesawaran tercatat satu orang meninggal dunia, satu orang luka, dan 231 orang mengungsi. Di Tanggamus satu orang meninggal dunia dan 1.000 orang mengungsi.
“Tercatat korban tsunami di Selat Sunda sampai 29 Desember adalah 431 orang meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi,” sebut Sutopo dikutip dari Media Indonesia.
Sementara untuk kerugian material, Sutopo melanjutkan, sebanyak 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan beberapa kerusakan fasilitas publik.
“Korban dan kerusakan material ini berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus,” tutup dia. (Red)