Beranda Opini Belajar dari Khabib Nurmagomedov

Belajar dari Khabib Nurmagomedov

Khabib Nurmagomedov - foto istimewa PikiranRakyat.com

Oleh :Deni Darmawan, Dosen dan Ketua Web Keagamaan Universitas Pamulang

Siapa yang tak kenal Khabib? Ia adalah sosok fighter sejati yang dinobatkan menjadi petarung terhebat peringkat pertama pound-for-pound (P4P) dari Ultimate Fighting Championship (UFC) 254 kelas ringan (lightweight) saat ini. Khabib telah menumbangkan petarung Justin Gaethje asal Amerika Serikat pada ronde kedua yang diselenggarakan di Fight Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada minggu (25/10/2020).

Yang paling mengejutkan semua penonton dan penggemar jagat sosial media adalah ketika selesai usai bertarung, Khabib menyatakan bahwa ini adalah pertarungan terakhirnya alias pensiun. Khabib telah mencapai rekor kemenangan sempurna 29-0 pada kelas ringan UFC. Kemenangan demi kemenangan yang diraihnya tak terlepas dari sosok sang ayah, Abdulmanap Nurmagomoedov. Meninggalnya ayahanda karena penyakit jantung pada awal bulan Juli menjadi alasan khabib untuk mengundurkan diri selamanya dari arena UFC.

Ketika Khabib berada di puncak karier, puncak kemenangan dan kejayaan, puncak dimana dia bisa mendapatkan semua apa yang diinginkan, dia malah pensiun. Padahal keputusannya itu bisa dilakukannya 5 atau 6 tahun mendatang. Namun Khabib telah berjanji pada ibunya, setelah bertarung sekali ini saja, dia akan menunaikan janjinya untuk menjaga ibunya setelah ayahnya meninggal.

Khabib mempunyai mental juara dan kepribadian yang low profile. Bahkan sebelum bertarung, Khabib selalu menunjukkan sikap kalemnya dengan sorotan mata yang tajam dan mendapat julukan the eagle. Ketika akan bertarung dengan Conor McGregor dalam konferensi pers, dengan sombongnya dan arogannya McGregor memaksa Khabib minum sebotol alkohol. Khabib menolaknya karena dia adalah seorang muslim. Bahkan Khabib sempat marah, karena McGregor tidak respek dengan sebuah agama.

Kedermawan Khabib juga terlihat ketika legenda UFC George St-Pierre mengungkapkan saat di Moskow dan akan menginap disebuah hotel yang ternyata banyak fans, jadi Khabib memasan kamar hotel untuknya, namun dengan syarat jangan minum alkohol karena agama melarangnya.
Hal yang menakjubkan juga terungkap, Khabib tidak menghabisi Justin Gaethje di atas ring hingga babak belur, karena dia tidak ingin menyiksa Justin Gaethje di depan orang tua yang saat itu hadir menyaksikan anak kesayangannya.

Khabib tuntaskan pertarungan tersebut pada ronde kedua dengan jurus triangle choke (mengunci leher dengan kaki) hingga Justin Gaethje terkapar. Keduanya memang teman baik, sudah saling kenal pada tahun 2016, namun ketika Justin kalah, Khabib menangis teringat kedua orang tuanya, dan Justin pun sempet merangkul Khabib dengan mengucapkan turut berduka atas kematian ayahnya dan ayah pasti bangga dengan Khabib. Sebuah tontonan yang jarang terjadi di atas arena UFC, keduanya saling respek satu sama lain.

Ketaatan Khabib sebagai seorang muslim patut dicontoh. Sering kali ia mengucapkan alhamdulilah ketika selesai bertarung, dan insyaAllah ketika akan bertarung. Kesuksesannya sebagai petarung terbaik UFC didapat karena ridho Allah Yang Maha Kuasa. Khabib yakin betul, kemenangnya yang diperoleh karena dia selalu mengingat Allah dan berdoa kepada-Nya. Khabib selalu mengangkat kedua tangannya seraya berdoa ketika akan naik ring dan bersujud setelah selesai bertarung.

Ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari kemenangan Khabib. Pertama, selalu ingat Allah. Setiap kemenngan demi kemenangan yang diperoleh, Khabib selalu mengucapkan kalimat puji-pujian kepada Allah. Bahwa kemenangan yang diperolehnya karena ridho Allah Swt. Khabib di dalam dan di luar arena selalu berdzikir dan taat beribadah. Bahkan, Khabib menolak bertarung di bulan Ramadhan, baginya bulan itu untuk beribadah di dalam masjid dan berkumpul dengan keluarga.

Kedua, Kerja keras. Tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan, perjuangan dan kerja keras. Khabib berasal dari kampung Dagestan, Rusia. Dirinya bukan siapa-siapa, tapi dia ingin membuktikan bahwa dengan kerja keras dia pasti bisa. Anak-anak Dagestan memang suka bergulat, termasuk Khabib. Makanya tak ayal, Khabib sangat jago dengan berbagai kuncian hingga membuat keok lawannya dengan memperoleh kemenangan sempurna 29-0.

Ketiga, kepatuhan kepada orang tua. Demi cintanya kepada kedua orang tuanya, Khabib rela meninggalkan arena yang membesarkan namanya. Setiap bertarung, ayahnya Abdulmanap Nurmagomedov selalu mendampinginya hingga memperoleh kemenangan demi kemenangan. Abdulmanap tidak hanya sebagai ayah, tapi juga pelatih dan pendukung utama. Namun, semenjak ayahnya meninggal karena jantung, ibunya meminta agar berhenti bertarung. Khabib diam-diam bertarung dan mengakhirinya dengan indah. Bagi Khabib, orang tuanya adalah segalanya. Kecintaan kepada UFC, mengalahkan kecintaanya kepada ibunya. Baginya, ibunya adalah tiket untuk ke surga.

(***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ