Beranda Sosial Begini Cara Harfa dan MAI Bangun Kemandirian Desa

Begini Cara Harfa dan MAI Bangun Kemandirian Desa

Warga Desa Margamulya, Kabupaten Lebak berbahagia di kampunya dibangun jamban. (Ist)

 

LEBAK – LAZ Harfa dan MAI Foundation turut berkontribusi untuk membangun kemandirian warga Desa Margamulya Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak melalui penggunaan sebagian dana zakat. Program pemberdayaan ini berkaitan dengan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030, baik pada pilar nomor 6 tentang air bersih dan sanitasi layak serta pilar nomor 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Diketahui, pada tahun lalu, dari 1.011 KK  di Desa Margamulya terdapat 225 KK yang belum memiliki akses sanitasi permanen. Kesadaran masyarakat mengenai pola hidup sehat masih sangat rendah, mereka masih buang air besar  sembarangan di kebun atau sungai (dolbon).

Ada beberapa kampung di Desa Margamulya yang dibentuk sebagai desa mandiri yaitu  Cisumur, Babakan, da Cisape. Selain program perekonomian dan kesehatan, kebutuhan akan sarana air bersih dan MCK umum pun diperlukan untuk mendukung dua program tersebut.

Muhammad Hasimi Al Rasid, perwakilan MAI Foundation mengatakan bahwa program Desa Mandiri ini lebih terfokus kepada sisi kesehatan dan perekonomian. Dimana program yang dijalankan yaitu berupa program kelompok keuangan mikro (KKM), pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) dan pembangunan sarana air bersih.

“Alhamdulillah selama satu tahun kami mendampingi, banyak sekali perubahan yang telah masyarakat rasakan dengan mengubah perilaku dan pola hidup agar lebih baik sehingga mereka bisa mandiri dengan potensi dan kekuatannya sendiri.” ujarnya, Jumat (28/2/2020).

Direktur Program dan Kemitraan LAZ Harfa Mamak Jamaksari mengatakan bahwa hasil dari pemberdayaan Desa Mandiri ini berupa  pembangunan jamban sebanyak 171 buah tanpa subsidi dengan pemicuan CLTS. Kemudian untuk KKM ada 2 yang disubsidi dan 3 kelompok yang melalui swadaya masyarakat. Masing-masing kelompok terdiri dari 20-30 orang. “Kini mereka terlepas dari pinjaman-pinjaman atau rentenir dengan sistem riba yang semakin mencekik,” ujarnya.

Wati (50) warga di Desa Margamulya mengaku merasakan manfaat dari adanya program Desa Mandiri.  “Alhamdulillah setelah adanya pemberdayaan ini, saya bisa lebih mandiri untuk melakukan kegiatan sehari-hari termasuk bisa merasakan BAB di jamban,” ujarnya. (ink/red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini